Pengamat Ungkap Bergabungnya Ade Armando, Hanya Akan Buat Elektabilitas PSI Merosot
Pengamat Politik Citra Institute, Efriza, menilai, langkah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) merekrut pegiat media sosial Ade Armando tidak akan mendongkrak elektabilitas partai tersebut. Kehadiran sosok kontroversial itu justru bakal membuat tingkat keterpilihan PSI merosot.
"Ade Armando bukan pilihan bijak mendongkrak popularitas partai. Sosok Ade Armando yang kontroversi disinyalir malah menjauhkan nilai-nilai positif masyarakat terhadap PSI," kata Efriza kepada Republika.co.id, Rabu (12/4/2023).
Ade Armando memang dikenal publik karena komentar kontroversialnya. Tak sedikit masyarakat yang geram dengan pernyataan atau unggahnya yang menyudutkan tokoh tertentu.
Puncaknya, Ade dikeroyok sejumlah orang yang tidak senang dengan pernyataannya, saat aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR pada tahun lalu.
Efriza mengatakan, sosok Ade yang kontroversial itu tidak akan membuat masyarakat tertarik memilihnya ketika bertarung untuk menjadi anggota DPR saat Pemilu 2024.
Dengan begitu, dari sisi raupan suara langsung, Ade tidak akan membantu menaikkan persentase suara PSI.
Selain tak bisa mendulang suara, kata Efriza, Ade Armando juga bakal membuat PSI kehilangan ciri khas sebagai partai anak muda dengan ide-ide segar. Bergabungnya Ade malah membentuk persepsi PSI semakin banyak diisi orang-orang kontroversial semata.
"Bahasa anak sekarang, 11 dan 12 lah antara Ade Armando dan Giring Ganesha selaku ketua umum PSI. Sama-sama sibuk berkomentar, kritik sini-kritik sana, tapi tanpa ide-ide segar dan cerdas," ujar Dosen Ilmu Pemerintahan di Universitas Sutomo, Serang, Banten itu.
Menurut dia, langkah PSI merekrut Ade merupakan tindakan kalut dan salah langkah. Sebab, bergabungnya Ade Armando bakal membuat masyarakat tidak tertarik lagi dengan PSI.
"Pesona PSI disinyalir akan semakin merosot tajam (usai bergabungnya Ade Armando)," ujar Efriza.
Berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dilaksanakan 31 Maret-4 April, elektabilitas PSI baru menyentuh angka 1 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Advertisement