Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Refly Harun Sebut Proyek Kereta Cepat Kebanggaan Jokowi Banyak 'Baunya': Proyek Nggak Jelas, Biaya Bengkak, Bunga Utangnya Gede!

Refly Harun Sebut Proyek Kereta Cepat Kebanggaan Jokowi Banyak 'Baunya': Proyek Nggak Jelas, Biaya Bengkak, Bunga Utangnya Gede! Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar Hukum Tata Negara dan pengamat politik Refly Harun menyoroti soal Bunga Utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung kebanggaan Presiden Jokowi yang gagal di nego dengan China.

Menurut Refly, sedari awal proyek ini memang tercium bau akan bermasalah di kemudian hari.

“Kereta cepat ini banyak baunya, entah bau menyan atau apa, tapi yang jelas banyak baunya dari awal, dan akhirnya proyeknya tidak jelas tersendat-sendat, bengkak biayanya, eh bunga utangnya pun gede juga,” ungkap Refly melalui kanal Youtube miliknya, dikutip Jumat (14/4/23).

Refly juga mengungkit bagaimana mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang lantang, menolak proyek kebanggaan Jokowi ini.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ngibul Soal Cari Takjil di Masjid UGM saat Jadi Mahasiswa? Refly Harun Sampai Ngakak Dengarnya: Dulu Masih Kuburan!

Lagi pula, untuk jarak Jakarta-Bandung ini menurut Refly banyak pilihan yang cukup ketimbang proyek kereta cepat.

“Sejak awal misalnya Menhub Jonan menolak proyek ini. Kan Jakarta-Bandung nggak terlalu jauh apa bikin kereta cepat,” jelasnya.

Baca Juga: Lord Luhut Mau Warga Sekitar Depo Plumpang Angkat Kaki, Rizal Ramli Tegaskan Itu Bukan Masalah Utama: Bang Luhut Mau Jadi Wali Kota?

“Sementara yang ada sudah lebih dari cukup. Ada jalan tol, tol elevated, Kereta Parahyangan tinggal direvitalisasi,” tambahnya.

Sebelumnya, Luhut mengungkapkan bahwa Pemerintah China tetap menginginkan APBN menjadi jaminan atas pemberian utang mereka terhadap proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Alih-alih menerima, Menko Luhut langsung menolak permintaan negeri tirai bambu tersebut. 

"Memang masih ada masalah psikologis ya, jadi mereka (China) maunya dari APBN. Tapi kita jelaskan prosedurnya akan panjang," kata Luhut dikutip Rabu (12/4/2023).

Di lain sisi, Luhut menyebut China hanya mau menurunkan bunga utang kereta cepat dari 4 persen ke level 3,4 persen. Luhut menyebut bunga utang tersebut masih terlalu tinggi dan pemerintah ingin bunga utang bisa turun sampai 2 persen.

Baca Juga: Anies Baswedan Tegaskan Dirinya Punya Hak Menemui Masyarakat di Mana dan Kapan Saja, Refly Harun: Itu Betul, Dia Paham Konstitusi!

Baca Juga: Biar Adil Soal 'Salah-salahan' Kebakaran Depo Pertamina Plumpang: Jokowi, Ahok, Anies Baswedan, Heru Budi Salah Semua!

Meski bunga masih cukup tinggi, Luhut mengatakan pemerintah tak masalah. Menurutnya, pemerintah bakal tetap membayarnya karena bunga itu sudah lebih baik dari bunga pinjaman luar negeri lainnya.

"Karena kalau kamu pinjam ke luar juga bunganya sekarang bisa 6 persen juga. Jadi 3,4 persen misalnya sampai situ, we are doing ok walaupun nggak oke-oke amat," kata Luhut. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: