Mengejutkan! Warga Gusuran Ahok Beber Pengalaman Tinggal di Shelter yang Disiapkan Anies Baswedan: 'Kok Mau Cuma Dibikin Kandang Kambing...'
Warga Kampung Akuarium Jakarta Utara yang digusur di era Kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Dharma Diani menceritakan bagaimana perjuangan mereka mempertahankan apa yang diklaim sebagai hak mereka selama bertahun-tahun tinggal di wilayah tersebut.
Salah satu yang ia utarakan adalah bagaimana keberpihakan Anies Baswedan yang berhasil jadi Gubernur. Anies diketahui telah menekan kontrak politik dengan mereka dan disebut menunaikan hal tersebut. Dengan segera serta bertahap, hunian mereka yang sebelumnya diratakan Ahok kembali dibangun.
“Dari Oktober beliau langsung mengundang rapat di Balai Kota soal tindakan terdekat yang akan dilakukan kepada kita yaitu membangun shelter sementara di kampung kami,” ujar Diani saat bincang bersama pemerhati pendidikan Indra Charismiadji di kanal Youtube Laman TV, dikutip Minggu (16/4/23).
Terkait pembangunan shleter sementara ini, Diani punya pengalaman tersendiri. Ia mengaku langkah awal Anies membangun shelter ini dihujat, termasuk para penghuninya.
Ia mengaku kerap mendapat sindiran bahwa kandang sapi lebih baik dibandingkan shelter sementara tersebut yang disebut lebih kepada kandang kambing. Bagi Diani, shelter tersebut jauh lebih layak dibandingkan tak dipedulikan dua tahun lamanya tinggal di puing-puing penggusuran.
“Walaupun shelter itu dihujat, dikatai, diledeki sana-sini ‘kok mau Cuma dibikinin kandang kambing, masih bagus kandang sapi mereka dibandingkan (shelter) kami’,” jelasnya.
“Kami dibuatkan shelter ukurannya 3,5x6 pakai dinding trilpek dan MCK komunal, itu dibuatkan secepat mungkin, itu jauh lebih dan layak dibanding di tenda dan penggusuran kami,” tambahnya.
Meski sederhana, Diani menilai apa yang dilakukan oleh Anies sangat meringankan kesengsaraan mereka selama ini.
Ia mengaku selama penggusuran telah dilakukan, KTP mereka dibekukan karena dianggap tinggal di zona merah. Efek pembekuan KTP ini menurutnya sangat besar, mulai dari akses kesehatan dan pendidikan tak bisa mereka dapatkan. Dengan pemulihan identitas mereka, maka fasilitas yang sebelumnya tak bisa diakses jadi bisa diakses kembali.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait:
Advertisement