Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ditopang Segmen Korporasi, Penyaluran Kredit BNI Tumbuh 7,2% jadi Rp634,3 triliun

Ditopang Segmen Korporasi, Penyaluran Kredit BNI Tumbuh 7,2% jadi Rp634,3 triliun Kredit Foto: BNI
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI mengawali 2023 dengan torehan yang positif dan berkelanjutan. Terbukti di kuartal I 2023, kredit konsolidasi BNI tumbuh 7,2% secara tahunan (year-on-year/YoY) atau mencapai Rp634,3 triliun.

Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini memaparkan, Dinamika bisnis dan ekonomi serta baru pulihnya perekonomian nasional pasca pandemi membuat BNI harus cermat dalam mengidentifikasi dan mendorong mesin-mesin pertumbuhan bisnis yang telah siap untuk melakukan ekspansi.

"Hal ini bertujuan untuk memastikan kualitas aset tetap terjaga dan BNI mampu mengoptimalkan pendapatan dari ekosistem bisnis nasabah sehingga pencapaian laba dapat sustain kedepannya," ujarnya di Jakarta, Selasa (18/4/2023). Baca Juga: Kuartal I 2023, BNI Cetak Laba Bersih Rp5,2 Triliun

Lebih lanjut, Dia menjelaskan, kinerja pertumbuhan kredit pada kuartal I 2023 didorong oleh segmen korporasi swasta yang tumbuh 21,2% YoY menjadi Rp234,0 triliun, diikuti oleh segmen enterprise atau Large Commercial yang meningkat 13,2% YoY menjadi Rp52,2 triliun, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh 7,8% YoY menjadi Rp50,1 triliun.

Sementara, segmen konsumen secara keseluruhan tumbuh 11,9% YoY menjadi Rp113,4 triliun, dengan personal loan dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi mesin pertumbuhan dengan masing-masing meningkat 19,2% YoY menjadi Rp44,5 triliun dan tumbuh 8% YoY menjadi Rp54,5 triliun.

BNI juga melihat debitur yang terdampak pandemi terus mengalami pemulihan. Hal ini berdampak positif pada portofolio restrukturisasi kredit akibat Covid-19 yang hingga akhir kuartal I-2023 tersisa Rp45,8 triliun, atau hanya mencapai 7,3% dari total kredit, jauh menurun dari kuartal I tahun lalu yang masih mencapai 12% dari total kredit.

Penurunan ini terutama berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi seperti restoran, hotel, tekstil dan konstruksi, mengindikasikan bahwa bisnis debitur kembali pulih. 

“Kami tentunya sangat bersyukur bahwa portofolio kredit restruktursasi terdampak pandemi terus mengalami penurunan. Penurunan tersebut berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi dan mengindikasikan bisnis debitur mulai pulih,” katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: