Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat Blak-blakan Sebut Wacana Pembentukan Koalisi Besar Sulit Terwujud, Mengapa Demikian?

Pengamat Blak-blakan Sebut Wacana Pembentukan Koalisi Besar Sulit Terwujud, Mengapa Demikian? Kredit Foto: Antara/Risky Andrianto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif The Strategic Research and Consulting (TSRC) Yayan Hidayat menyoroti soal perkembangan perpolitikan menjelang Pilpres 2024.

Ia menilai poros koalisi besar diwacanakan sulit untuk terbentuk dalam gelaran Pilpres 2024 mendatang. Dia menyebutkan ada beberapa faktor yang membuat poros besar itu sulit dibentuk.

“Poros koalisi besar akan sulit mencapai kesepakatan politik terutama untuk urusan penentuan calon presiden dan calon wakil presiden yang bakal diusung. Ada ego elektoral dalam rencana pembentukan poros koalisi besar tersebut," kata Yayan dalam keterangannya, Selasa (25/4).

Dia menyebutkan ada banyak nama capres dan cawapres potensial dalam koalisi tersebut.  Selain itu, ada juga partai besar yang selalu bertengger di posisi atas dalam berbagai hasil survei yang tergabung dalam rencana pembentukan poros koalisi besar tentunya memiliki ego elektoral masing-masing. 

Baca Juga: Miliki Bekingan Jokowi, Modal Ganjar Pranowo Lawan Anies Baswedan Disoroti: Jabatan Strategis Hingga Restu Megawati

"Gerindra dan PDIP akan merasa paling berhak untuk mendapatkan jatah sebagai Capres. Sebab mereka menganggap kadernya yang paling pantas sebagai Capres dengan latar belakang modal elektoral masing-masing," lanjutnya.

Dia menyebutkan dari tren hasil survei capres dari 2021 hingga 2023 misalnya terlihat bahwa jarak elektoral dari tiga nama bacapres yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan selalu bersaing tipis di persentase gap 0,5 persen hingga paling jauh 2 persen. 

"Fluktuasi gap elektoral tersebut dipengaruhi oleh berbagai persepsi dan keputusan politik yang dibuat oleh tiga nama bacapres tersebut," ujar Yayan.

"Dalam kasus pembentukan poros koalisi besar, bila Prabowo Subianto menurunkan egonya sebagai cawapres tentu hal tersebut akan berpengaruh besar terhadap modal elektoral Prabowo. Bagi saya, Prabowo Subianto akan banyak kehilangan suaranya yang saat ini justru cenderung menguat," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: