Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nama Sandiaga Uno Mencuat Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Kawin Politik yang Dipaksakan?

Nama Sandiaga Uno Mencuat Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Kawin Politik yang Dipaksakan? Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Usai mengundurkan diri dari posisi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sandiaga Uno diduga akan diusung oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai calon wakil presiden (Cawapres) Ganjar Pranowo.

Sebelumnya, pencapresan Ganjar Pranowo diumumkan langsung secara daring oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Istana Batutulis, Bogor pada Jumat (21/4/2023).

Banyak pihak yang mengatakan bahwa ada semacam ‘kawin paksa’ yang terjadi apabila Ganjar Pranowo dipasangkan dengan Sandiaga Uno.

Baca Juga: Sandiaga Diisukan Jadi Cawapres Ganjar dari PPP, Rocky Gerung Pertanyakan Motif dan Manuvernya

“Ada hal-hal yang orang anggap melekatkan dua fasilitas yang berbeda, satu datang dari wilayah kapitalisme (Sandiaga Uno) dan satu diasuh dari prinsip-prinsip sosialisme (Ganjar Pranowo). Jadi itu enggak cocok,” kata Rocky Gerung, dikutip dalam kanal Youtube-nya (26/4/2023).

Rocky Gerung berspekulasi bahwa Sandiaga Uno sengaja diarahkan kepada identitas kelompok Muslim agar bisa memecah suara pemilih Anies Baswedan yang sejak awal memang identik dengan pemilih Muslim.

“Sandi berupaya untuk menampilkan diri sebagai Muslim dan orang memang bisa lihat ada keislaman di situ. Tapi Islam yang dimaksud di situ bukan Islam dalam pengertian yang ideologis, jadi orang-orang menganggap ada kesederhanaan pada Sandi. Namun, orang kemudian berpikir, kalau Sandi Muslim, mestinya dia berpasangan aja lagi dengan Anies,” tuturnya.

Sementara itu, Rocky Gerung menyoroti keputusan Megawati yang mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Baginya, baik Sandi ataupun Ganjar sama-sama tidak bisa merepresentasikan ajaran Soekarnoisme yang memang menjadi ideologi PDIP sejak awal.

“Langkah Bu Mega itu langkah yang tergesa-gesa dan mengakibatkan konsolidasi partai untuk mengemukakan nilai-nilai Soekarnoisme-nya itu hilang. Jadi sekali lagi kampanye politik Ganjar dan Sandi itu pasti akan di-back up dengan modal banyak, yang menurut Soekarno itu sangat kapitalistik,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia kemudian menyarankan kepada PDIP untuk tetap mempertahankan nilai-nilai Soekarnoisme pada tubuh partai agar relevan dengan kondisi realitas di Indonesia sekarang. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: