Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jenderal Rusia Beber Jumlah Tentara Ukraina yang Tewas di Medan Tempur

Jenderal Rusia Beber Jumlah Tentara Ukraina yang Tewas di Medan Tempur Kredit Foto: Reuters/Maxim Shemetov
Warta Ekonomi, Moskow -

Angkatan bersenjata Ukraina telah menderita lebih dari 15.000 korban di medan perang pada bulan April saja. Namun Kiev tidak melaporkan jumlah korban personel militernya dan membantah penilaian yang dianggap terlalu tinggi.

Menurut Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu, pada Selasa (2/5/2023), dalam pertemuan dengan para pejabat tinggi militer, pasukan Ukraina mengalami kerugian besar meskipun ada bantuan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya dari negara-negara Barat. 

Baca Juga: Hitung-hitungan Untung-Rugi Amerika Jika Ukraina Kalah dan Menang Bertempur dengan Rusia

Baik Ukraina maupun Rusia tidak memberikan informasi terbaru mengenai jumlah korban yang jatuh. Evaluasi Washington mengenai penghitungan jumlah korban terungkap bulan lalu, setelah sebuah dokumen rahasia Pentagon diduga bocor secara online.

Salah satu dokumen yang bocor yang dijelaskan oleh The Washington Post mengatakan antara 124.000 dan 131.000 tentara Ukraina telah terbunuh atau terluka sejak dimulainya permusuhan pada Februari 2022.

Menteri Pertahanan Ukraina Aleksey Reznikov menolak penilaian ini, menyatakan dalam sebuah wawancara bahwa jumlah tentara yang terbunuh lebih kecil daripada jumlah korban gempa bumi dahsyat yang melanda Turki dan Suriah pada bulan Februari.

Dia kemudian meminta maaf atas perbandingan tersebut, yang dianggap tidak menyenangkan oleh beberapa orang di daerah yang dilanda bencana. Jumlah total korban tewas akibat gempa bumi di kedua negara tersebut melebihi 55.000 orang.

Pertemuan yang dihadiri oleh Shoigu difokuskan pada pengadaan militer dan khususnya pada pasokan senjata dan amunisi untuk pasukan Rusia yang dikerahkan melawan Ukraina.

Menteri tersebut mengatakan bahwa tingkat pengiriman sebagian besar sudah mencukupi, namun departemennya memantau secara ketat para produsen untuk mengetahui adanya risiko kegagalan dalam memenuhi kewajiban kontrak mereka.

Militer Rusia mengharapkan lonjakan tajam dalam pasokan senjata presisi dalam waktu dekat, demikian diumumkan oleh menteri tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: