Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Efek Aturan Lalu Lintas Saat Lebaran, Komoditas Air Galon Sempat Langka di Jabodetabek

Efek Aturan Lalu Lintas Saat Lebaran, Komoditas Air Galon Sempat Langka di Jabodetabek Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Para pedagang di wilayah Jabodetabek sempat mengeluhkan sulitnya mendapatkan pasokan air minum dalam kemasan (AMDK) galon karena terhambatnya pengiriman dari pihak distributor pada momen lebaran lalu. Sementara, stok yang ada di gudang-gudang mereka sudah menipis dan permintaan dari para konsumen sangat tinggi.

Para pedagang air galon di Tangerang Selatan seperti Ciputat, Cirendeu, Cipayung, dan Kampung Utan, mengakui gudang-gudang mereka sempat menipis saat momen lebaran baru-baru ini. Ucok, salah satu pedang di Ciputat mengatakan stok air galon yang menipis di gudangnya disebabkan adanya permasalahan distribusi yang tersendat dari distributornya. “Stok air galon di gudang saya mulai menipis pada saat lebaran dan sehari setelah lebaran kemarin,” tuturnya. 

Baca Juga: Arus Balik dan Mudik, Stok AMDK Galon Menipis

Hal serupa disampaikan Supiati, pedagang air galon yang berjualan di daerah Cirendeu. Dia menuturkan stok air galonnya mulai menipis sejak sehari sebelum lebaran dan hingga dua hari setelah lebaran. “Saya sempat bertanya kepada distributornya, dan mereka mengatakan stok air galon cuma sedikit karena pengiriman dari depo juga tidak ada,” katanya. 

Bahkan Arman, pedagang air galon lainnya di Cirendeu mengatakan stok air galonnya saat ini masih kosong karena belum ada pengiriman sama sekali dari distributornya.  

Kondisi yang sama juga dialami Yanto yang berjualan air galon di daerah Cipayung dan Toto yang berjualan di daerah Kampung Utan. Keduanya juga menyampaikan hampir kehabisan stok air galon pada momen lebaran kemarin. Menurut mereka, menipisnya stok air galon di warung mereka karena belum adanya pengiriman dari pihak distributor.  

Tidak hanya di Tangerang Selatan, para pedagang di wilayah Jakarta Selatan juga sempat mengalami kekurangan stok air galon pada masa lebaran baru-baru ini. Tio, pedagang air galon di Jl. Wijaya Kusuma misalnya, mengatakan sempat mengalami kekurangan stok setelah lebaran kemarin. “Stok air galon saya sempat menipis. Saat setelah lebaran pengiriman sempat tersendat. Yang biasanya satu minggu bisa dikirim dua sampai tiga kali, namun setelah lebaran lalu baru dikirim sekali saja,” tukasnya. 

Sementara, Sutanto, pedagang air galon di daerah Jakarta Selatan  bahkan mengatakan sempat kehabisan stok selama lima hari saat lebaran dikarenakan tidak adanya pengiriman dari distributor. “Stok air galon di gudang saya tinggal sedikit karena pengirimannya sekarang agak berkurang,” ucapnya. 

Pedagang air galon lainnya yang ada di wilayah Jakarta Selatan, Hidayat, mengutarakan meski sudah menyetok sebanyak 300 galon sebelum lebaran lalu, tapi tetap saja mengalami kekurangaan stok karena permintaan dari para konsumen yang cukup tinggi. “Stok sempat menipis karena pengiriman sempat tersendat,” tuturnya.

Di wilayah Depok, para pedagang juga ikut mengalami kekurangan stok air galon. Suyatno, pedagang air galon di wilayah Cimanggis Depok memngatkan stok air galonnya hanya tersisa 10 galon saja setelah lebaran kemarin. Menurutnya, pembelian air galon pada masa-masa lebaran ini meningkat tajam. “Banyaknya pesanan dari masyarakat itu, mungkin juga karena cuaca yang sangat panas sekarang ini. Yang biasanya cuma 50 galon per hari, tapi saat ini penjualan bisa mencapai 100 galon perharinya,” ujarnya.

Dia mengaku masih menunggu pengiriman stok lagi dari distributor. “Tapi, katanya stok di gudang distributornya belum stabil,” ungkapnya. 

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) meminta agar tidak ada lagi pembatasan truk angkutan barang di masa-masa liburan, baik Lebaran maupun Nataru. Para pengusaha menilai perlakuan pembatasan truk angkutan tersebut jelas sangat merugikan industri yang selama ini menjadi penopang bagi perekonomian nasional.  

Direktur Eksekutif APINDO, Danang Girindrawardana, mengungkapkan bahwa para pengusaha akan mengkalkulasi kerugian yang diakibatkan adanya pembatasan truk angkutan barang pada masa lebaran tahun 2023 ini. Menurutnya, hal itu sudah pernah dibahas di kalangan dunia usaha sebelumnya.“Saat itu semua sepakat untuk dilakukan suatu assesment berapa kerugian yang terjadi akibat adanya pembatasan tersebut, yang kemudian data-datanya nanti akan disampaikan kepada Kemenhub, Kementerian PUPR dan Kepolisian,” ujarnya.

Sementara, Koordinator Kebijakan Publik APINDO, Lucia Karina, menyampaikan saat ini APINDO tengah melakukan update dari para industri terkait data kerugian yang dialami akibat adanya kebijakan pelarangan truk sumbu tiga di masa lebaran ini. “Jadi, saat ini datanya-datanya lagi kami update dari para industri,” katanya.  

Supply Chain Indonesia (SCI) juga menilai pembatasan angkutan barang tidak perlu diberlakukan, baik pada saat momen Lebaran dan Nataru. Senior Consultant Supply Chain Indonesia, Sugi Purnoto, memberikan saran alternatif agar kebijakan tersebut tidak berisiko mengganggu kegiatan industri. "Salah satu saran SCI adalah memperbolehkan kendaraan angkutan barang melintas pada jalan arteri atau non tol agar tidak mengganggu lalu lintas pemudik di jalan tol," katanya.

Baca Juga: Temui Langsung Anies Baswedan, Eks Loyalis Prabowo Berikan Ultimatum Tajam: Jangan Mengkhianati Kami

Menurutnya, opsi ini dapat dipertimbangkan mengingat mayoritas pemudik kini sudah menggunakan jalan tol Trans Jawa. Lebih lanjut, Kemenhub dan Korlantas Polri juga dapat memberlakukan jam operasional kendaraan angkutan barang. SCI merekomendasikan untuk memberlakukan jam operasional khusus angkutan barang pada malam hari, seperti mulai jam 20.00 hingga 05.00.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: