Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Penembakan di Kantor MUI Pusat, Pengamat Singgung Kemungkinan Pelaku Dicuci Otak: Polanya Sama, Mengaku Sebagai Nabi...

Soal Penembakan di Kantor MUI Pusat, Pengamat Singgung Kemungkinan Pelaku Dicuci Otak: Polanya Sama, Mengaku Sebagai Nabi... Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menyoroti heboh penembakan Kantor MUI Pusat pada selasa (3/5/23). Untuk diketahui, pelaku kini sudah tewas setelah pingsan yang diduga karena serangan jantung.

Achmad menilai ada yang “menarik” dari penyerangan ke Kantor MUI Pusat ini. Ia menduga sang pelaku telah dilakukan cuci otak atau telah diorkestrasi.

“Ada indikasi sang pelaku tersebut diorkestrasi atau diduga dibrainwash (cuci otak),” ujar Achmad dalam keterangan resmi yang diterima wartaekonomi.co.id, Rabu (3/5//23).

Bukannya tanpa alasan, Achmad menilai penyerangan terhadap ulama selama ini hampir semua disimpulkan dilakukan oleh Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ).

Baca Juga: Untung Belum Tentu, Generasi Mendatang Harus Tanggung Warisan Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Kebanggaan Jokowi!

Achmad menyoroti alasan sang pelaku penyerangan Kantor MUI yang mana mengaku sebagai nabi atau Tuhan, yang menurutnya akan berujung pada kesimpulan “ODGJ”.

“karena narasinya sama bahwa pelakunya itu mengaku nabi atau tuhan atau org dgn gejala ODGJ. Apakah ada kelompok tertentu yang mampu melakukan brainwash kepada ODGJ utk menyerang ulama?” jelasnya.

Achmad juga menilai pihak kepolisian harus melakukan pendalaman atau investigasi lebih lanjut terhadap kasus ini.

Bukannya tanpa alasan, Achmad menilai jangan sampai pelaku penyerangan terhadap tokoh agama hanya berakhir pada kesimpulan yang biasa disampaikan yakni sang pelaku merupakan Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ).

Baca Juga: Polisi Kuak Fakta-fakta Pelaku Penembakan Kantor MUI Pusat, Sempat Mengaku Tuhan dan Minta Diakui sebagai Wakil Nabi Muhammad

“Polisi harus menginvestigasi lebih lanjut, jangan sampai pelaku kekerasan terhadap ulama selalu pelakunya orang gila, stres dan ODGJ sehingga kasusnya ditutup seperti pada kasus-kasus penyerangan ulama sebelumnya,” jelasnya.

Achmad sendiri menilai peluang sang pelaku tergolong ODGJ sangat kecil. Hal ini ia dasari dari temuan bahwa sang pelaku buat surat dan beli pistol.

“Sebenarnya bila pelaku kejadian penyerangan kantor MUI ini org dengan gejala ODGJ maka menjadi tidak masuk akal Karena orang ODGJtidak mungkin buat surat dan beli pistol,” jelasnya.

“Atau jangan-jangan ada yang melakukan brainwash terhadap orang ODGJ untuk menyerang ulama? Daripada berspekulasi lebih baik serahkan kepada kepolisian untuk menyelidikinya?” tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: