Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Seorang Pendeta Dukung Ponpes Al-Zaytun, Ingin Muslimah Tak Usah Berhijab: Sebagaimana Najwa Shihab

Seorang Pendeta Dukung Ponpes Al-Zaytun, Ingin Muslimah Tak Usah Berhijab: Sebagaimana Najwa Shihab Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Alumni Pondok Al Zaytun, Saifudin Ibrahim berikan dukungannya kepada  Panji Gumilang. Eks Muslim tersebut mendukung muslimah untuk tak berhijab.

Tak hanya itu, Saifudin Ibrahim juga mendukung perempuan untuk bisa menjadi khotib dalam ibadah Jumat.

Baca Juga: Pengamat Sebut Ponpes Al-Zaytun Produk Intelijen Rezim Lama, Sengaja Diviralkan untuk Kepentingan Pemilu 2024?

“Ke depan kalau saya tetap di Islam, saya akan usulkan bahwa wanita boleh menjadi khotib Jumat,” kata Saifudin Ibrahim dikutip dari YouTube Rezky Maisya Putra.

Menurut Saifudin, di gereja saja wanita diperbolehkan mengisi ceramah terutama di gereja kharismatik. Sehingga ia tidak melarang jika wanita ingin menjadi khotib.

Tak hanya itu, Saifudin juga ingin agar wanita Muslimah tidak lagi mengenakan hijab, sebagaimana Najwa Shihab. Ia menganggap syariat Islam itu mengekang wanita dan jahat. Wajar jika kini dirinya kini telah murtad  dan menjadi pendeta. 

Diketahui, Pondok Al Zaytun belakangan tengah disorot publik usai beredar foto sholat Idul Fitri dengan shof berjarak dan makmum wanita di dalam jamaah laki-laki.

Pihak Kementerian Agama Indramayu telah berkunjung ke pondok Al Zaytun dan berbincang dengan Panji Gumilang.

Pada pertemuan tersebut Panji Gumilang menjelaskan bahwa ia berusaha melakukan revolusi dalam Islam sebagaimana idolanya, Soekarno. Bahkan ia mengaku dirinya bermazhab Ahmad Soekarno.

Salah satu revolusi yang ingin dilakukannya yaitu dengan membolehkan pelajar atau santri putri menjadi seorang khatib.

Baca Juga: Sinyal Ancaman Terhadap Anies, Pertemuan Circle Jokowi Disorot Habis: Awas, Persekongkolan di Istana

Selama ini yang dipahami dan diamalkan oleh kaum muslimin, seorang khatib hanya boleh diberikan kepada laki-laki, sebab kewajiban sholat Jumat hanya dibebankan kepada laki-laki muslim.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: