Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aksi Demo di Eropa Ditunggangi Intelijen Rusia, Menyusup buat Propagandakan Anti-Ukraina

Aksi Demo di Eropa Ditunggangi Intelijen Rusia, Menyusup buat Propagandakan Anti-Ukraina Kredit Foto: Reuters/Clodagh Kilcoyne
Warta Ekonomi, Berlin -

Dinas rahasia Rusia telah menggelar atau menyusup ke dalam demonstrasi di kota-kota besar di Eropa untuk tujuan propaganda, lapor beberapa media pada Minggu (7/5/2023).

Penelitian bersama oleh Suddeutsche Zeitung, stasiun televisi Jerman NDR dan WDR, koran Prancis Le Monde, koran Swedia Expressen, dan stasiun televisi Skandinavia DR (Denmark), NRK (Norwegia), dan SVT (Swedia) ini didasarkan pada dokumen-dokumen strategi yang bocor yang konon berasal dari aparat keamanan Kremlin.

Baca Juga: Kremlin Irit Bicara Soal Strategi Perdamaian Rusia-Ukraina yang Digodok Paus Fransiskus

Dokumen-dokumen itu dibocorkan ke Dossier Center, sebuah organisasi penelitian yang dijalankan oleh kritikus Kremlin Mikhail Khodorkovsky. Keaslian dokumen-dokumen tersebut tidak dapat diverifikasi, tetapi tautan dan informasi yang diberikan di sana benar-benar mengarah pada demonstrasi yang terjadi seperti yang digambarkan.

Tujuan dari demonstrasi yang dilakukan adalah, antara lain, untuk menciptakan sentimen anti-Ukraina atau untuk mempersulit aksesi NATO Swedia, demikian yang dilaporkan oleh media.

Protes anti-Turki palsu di kota-kota Eropa

Menurut dokumen strategi tersebut, Moskow merekomendasikan kelompok-kelompok kecil agen Rusia untuk mensimulasikan protes palsu di kota-kota besar Eropa.

Beberapa protes palsu yang diarahkan oleh Kremlin diyakini telah terjadi, termasuk demonstrasi anti-Turki di mana para agen berpura-pura menjadi orang Ukraina --sambil melakukan agitasi terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Hal ini tampaknya dimaksudkan untuk memberikan kesan suasana anti-Islam yang luas di Eropa.

Contohnya adalah demonstrasi yang dilakukan oleh orang-orang yang diduga anggota komunitas Ukraina di Paris pada awal Maret lalu, yang berdemonstrasi menentang Erdogan dengan menggunakan salam Hitler dan balaclava dan juga mengejek para korban gempa bumi dahsyat yang melanda Turki dan Suriah pada bulan Februari lalu.

Menurut penelitian tersebut, para provokator juga tampaknya menyusup ke dalam demonstrasi-demonstrasi di beberapa kota yang sedang berlangsung dengan topik-topik lain, seperti kekurangan tenaga perawat, reformasi pensiun, dan perubahan iklim, dengan tujuan menyebarkan propaganda yang ditujukan untuk menentang dukungan terhadap Ukraina.

Tujuannya, menurut laporan tersebut, adalah untuk menghasilkan materi propaganda untuk platform internet. Makalah strategi Rusia mencantumkan beberapa kota yang menjadi target, termasuk Paris, Den Haag, Brussels, dan Frankfurt.

Foto-foto para demonstran palsu itu telah beredar di media sosial, yang tampaknya memberi kesan sentimen anti-Ukraina yang meluas di negara-negara Eropa Barat, demikian laporan media tersebut.

Para jurnalis dapat melacak asal-usul beberapa konten tersebut kembali ke tiga akun media sosial yang dikendalikan dari kota Sankt Peterburg, Rusia.

Menurut Sudeutsche Zeitung, Kremlin tidak mengomentari tuduhan tersebut ketika ditanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: