Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Untuk Basmi KKB, Pengamat Sebut Semua Pihak Harus Turun Tangan

Untuk Basmi KKB, Pengamat Sebut Semua Pihak Harus Turun Tangan Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Analis Politik, Karel Susetyo mengaku prihatin tertangkapnya ASN Camat yang membantu kelompok kriminal bersenjata (KKB) Egianus Kogoya.

Sebagaimana diketahui, oknum camat Kenyam, Kabupaten Nduga berinisial MM ditangkap aparat keamanan. MM  diduga memberikan bantuan dana kepada KKB untuk membeli amunisi.

Menurutnya, diperlukan kerja sama semua pihak pemangku kepentingan untuk memberantas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. 

Hal itu sebagai respons atas penangkapan Kepala Distrik (Camat) Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Tengah beriniasial MM oleh personel Satgas Damai Cartenz.

Baca Juga: Presiden Jokowi Bahas Konflik Myanmar di KTT Asean, Tokoh NU Ini Langsung Sindir Konflik di Papua yang Tak Selesai-selesai

"Informasi tersebut mengejutkan, mengingat sebagai aparatur negara yang bersangkutan seharusnya berupaya sekuat tenaga untuk ikut menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRI," kata Karel dalam keterangannya, Senin (8/5).

Menurutnya, hal tersebut menjadi catatan penting sebagai salah satu faktor sulitnya menyelesaikan permasalahan di Papua. Penangkapan ini pun seakan menampar wajah aparat keamanan, yakni TNI-Polri, yang selama ini telah bekerja bertarung nyawa di sana. 

"Bayangkan, betapa hancur dan sakitnya hati para prajurit tersebut yang mempertaruhkan hidupnya dan keluarganya demi menjaga kemanan dan keutuhan NKRI, namun dikhianati oleh aparatur negara lainnya," ujar CEO Point Indonesia.

Ia mengatakan, TNI-Polri di bawah komando Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sudah bekerja maksimal dengan mengorbankan banyak nyawa prajurit yang gugur. Hal tersebut, harus mendapat dukungan dari aparatur lembaga lainnya. 

Ia menyebut, kasus ini merupakan fenomena ujung gunung es belaka, di mana sebenarnya masih banyak lagi aparat pemerintah daerah dan desa yang bersimpati bahkan mendukung gerakan KKB. 

“Untuk itu Kementerian Dalam Negeri harus  memberikan perhatian lebih dalam pembinaan aparatnya di Papua. Bukan menyerahkan hal tersebut kepada aparat keamanan dan satgas lalu mereka tidak melakukan apa-apa terhadap aparatnya di daerah tersebut," jelas dia.

Pada sisi lain, para aparat tersebut di tengarai membantu KKB melalui pemberian dana untuk membeli amunisi yang berasal dari Papua Nugini. 

Untuk itu, penguatan pengawasan di perbatasan menjadi salah satu faktor utama untuk memutus mata rantai konflik di Papua. 

"Putus jalur mata rantai penyelundupan amunisi ilegal yang berasal dari luar negeri," tegas Karel.

Perlu diingat bahwa penyelesaian permasalahan Papua adalah salah satu prioritas penting pemerintah Presiden Joko Widodo. Artinya hal tersebut mestinya melibatkan seluruh aparatur dan institusi serta lembaga pemerintah. Bukan hanya TNI-Polri. 

Baca Juga: OPM Kerap Banggakan Belanda, Tokoh Papua Heran: Mereka 300 Tahun Menjajah Bangun Apa?

Karel menambahkan, keterlibatan seluruh aparatur dan instusi serta lembaga Pemerintah yang bersinergi dengan baik dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan Papua secara komprehensif. 

Namun sebaliknya, jika institusi pemerintah lain abai dan menyerahkan hal tersebut kepada aparat keamanan saja, niscaya permasalahan Papua akan terus berlanjut dan semakin sulit diselesaikan. 

"Kita berharap Kemendagri dapat lebih memperhatikan aparaturnya di daerah tersebut. Agar tidak lagi ada kasus aparatur daerah yang berkhianat kepada NKRI. Pemangku kepentingan perlu bekerja sama secara intens untuk dapat menyelesaikan permasalahan di Papua agar dapat selesai secara komprehensif," tandas Karel.

Untuk diketahui, seorang kepala distrik atau camat di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, ditahan Satgas Penegakan Hukum Operasi Damai Cartenz Polri sejak Senin (1/5). 

Dari hasil pemeriksaan hingga kini terungkap pria berinisial MM diduga memberikan uang bagi kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egianus Kogoya untuk membeli amunisi.

Kepala Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar Faisal Ramadhani ketika dikonfirmasi membenarkan informasi tersebut. Ia mengatakan, pria berinisial MM adalah Kepala Distrik Kenyam yang diduga menyalurkan uang senilai Rp 30 juta bagi KKB di Nduga.

Adapun KKB di Nduga dipimpin oleh Egianus Kogoya yang terlibat 65 kasus kejahatan berdasarkan data Polda Papua. Kelompok yang beraksi sejak awal Desember tahun 2018 hingga April 2023 ini telah menewaskan 56 orang.

Kelompok Egianus juga menyandera pilot pesawat Susi Air, Philip Mark Merthens, sejak 7 Februari 2023. Diduga pilot berkewarganegaraan Selandia Baru ini ditawan kelompok Egianus di wilayah Nduga yang berbatasan dengan Kabupaten Lanny Jaya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: