Bacapres kini mengerucut menjadi beberapa nama, diantaranya adalah Prabowo Subianto, Anies Baswedan hingga Ganjar Pranowo.
Pengamat Fisip Unhas, Andi Ali Armunanto menyampaikan, ketiganya memiliki 'image' atau citra berbeda di masyarakat.
Anies contohnya, muncul dari tekanan kekuasaan. Hal itu bisa dilihat ketika bisa memimpin Gubernur DKI Jakarta.
“Di Jakarta itukan tekanannya luar biasa tapi dia bisa memenangkan. Jadi dia menjadi representasi pembaharu,” tuturnya di Redaksi Harian Fajar dalam bincang Memenangkan Pilpres di Sulsel, Kamis, (11/5/2023).
Acara ini dihadiri oleh Wakil Ketua Rumah Pemenangan Prabowo Sulsel Muh Idris Rate, Ketua Bappilu PDIP Sulsel Iqbal Arifin dan Ketua Bappilu Partai Demokrat Sulsel A Januar Jaury Darwis.
Menurutnya, semua orang yang punya pikiran tentang perubahan pasti akan condong ke Anies.
Soal politik identitas yang terus melekat kepada Anies menurutnya merupakan ulah buzzer.
“Itukan ulah buzzer. Itu tidak bisa kita pungkiri tapi kemudian Anies ini mempresentasikan sebuah perlawanan terhadap kekuasaan,” ungkapnya.
Baca Juga: Elektabilitas Ganjar Pranowo di Pemilih Berpendidikan Tinggi Mengalami Penurunan
Akademisi Unhas ini mengatakan Ganjar lebih identik dengan kekuasaan, sedangkan Anies perlawanan, dan Prabowo Subianto sebagai negarawan.
“Sementara Ganjar itu lebih merepresentasikan kekuasaan yang stabil. Kalau kita mau kekuasaan yang stabil, pilih Ganjar. Kalau kita mau membuat perubahan, pilih Anies. Tapi kalau kita mau punya pemimpin yang negarawan, pilih pak Prabowo. Ini sudah melekat brandingnya masing-masing,” tuturnya.
Dia memprediksi, pemilih kedepannya akan lebih mengedepankan rasionalitas dalam memilih. Apalagi, pemilih didominasi oleh kaum milenial. Mereka akan lebih condong kepada visi misi paslon.
“Kita tidak bisa pungkiri lah ada unggahan-unggahan di Facebook segala macam yang masih mencoba memframing dengan kadal gurun dengan kereta cepat bohongan itu. Tapi saya rasa itu tidak mendapat respon yang bagus lagi. Ingat hari ini juga perkembangan teknologi transfer informasi itu jauh lebih cepat dibandingkan lima tahun yang lalu,” tandas Ali.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Tag Terkait:
Advertisement