Daftarkan Caleg ke KPU Pakai Sepeda Listrik, PPP Ungkit Macet dan Polusi, Jawab Sindiran Anies?
Plt. Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhamad Mardiono, mendaftarkan 580 Bakal Calon Anggota Legislatif (Bacaleg) partainya ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Jumat (12/5/2023).
"Alhamdulilah dari 580 calon seluruhnya telah kami seleksi sesuai dengan tahapan dan mekanisme yang dimiliki oleh PPP dan semuanya telah lengkap dan kami serahkan kepada Komisi Pemilihan Umum sebagaimana telah dilaksanakan," kata Mardiono dalam konferensi persnya di KPU, Jakarta, Jumat (12/5/23).
Adapun, dalam pendaftaran tersebut, Mardiono mengaku mengendarai sepeda listrik dari Kantor DPP PPP di bilangan Menteng, Jakarta, hingga Kantor KPU. Dia pun menegaskan penggunaan sepeda listrik tidak menyebabkan kemacetan.
"Saya menggowes dari kantor menggunakan sepeda listik, di mana kita tahu sepeda listrik tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas dan tidak ada polusi udara," kata Mardiono.
Dia juga menegaskan kendaraan listrik memenuhi kriteria yang dibutuhkan masyarakat di tengah perkembangan teknologi di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
"Memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh perkembangan teknologi di seluruh dunia, tentunya seluruh kalangan rakyat Indonesia," katanya.
"Oleh karena itu, saya tadi menggowes menuju KPU dengan menggunakan (sepeda listrik), gowes ke KPU asyik berpemilu gitu ya. Jadi alhamdulilah tadi lancar," tandasnya.
Anies Singgung Konferensi Kendaraan Listrik
Sebelumnya, bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, menyinggung program subsidi motor listrik yang tengah berjalan di bawah Kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal tersebut dia ungkap dalam pidato politiknya di Pengukuhan dan Deklarasi Relawan Amanat Indonesia (Anies) di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, pada Minggu (7/5/2023).
"Solusi menghadapi masalah lingkungan hidup, apalagi soal polusi udara, bukanlah terletak di dalam subsidi untuk mobil listrik yang pemilik-pemilik mobil listriknya adalah mereka-mereka yang tidak membutuhkan subsidi," Kata Anies dalam pidatonya, Jakarta, Minggu (7/5/2023).
Anies menilai konversi motor listrik yang tengah berjalan tidak efektif dalam mengurai polusi udara. Pasalnya, emisi karbon kendaraan listrik yang dikonversi akan lebih tinggi dibanding bus bersubsidi BBM.
"Emisi karbon mobil listrik per kapita, per kilometer sesungguhnya lebih tinggi daripada emisi karbon bus berbahan bakar minyak. Emisi per kilometer pe rkapita untuk mobil listrik dibandingkan dengan bus berbasis BBM," tambahnya.
Anies juga menyebut konversi kendaraan listrik tidak efektif dalam mengurai kemacetan. Pasalnya, konversi tersebut sama sekali tidak mengurangi kepemilikan pribadi kendaraan di ruas-ruas jalan.
"Kenapa itu bisa terjadi? Karena bus memuat orang banyak sementara mobil memuat orang sedikit, ditambah lagi pengalaman kami di Jakarta, ketika kendaraan pribadi berbasis listrik dia tidak akan menggantikan mobil yang ada di garasinya, dia akan menambah mobil di jalanan, menambah kemacetan di jalanan," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Ayu Almas
Advertisement