Sebut Anies Bakal Keok Adu Gagasan Lawan Ganjar, PDIP DKI Bongkar Rekam Jejak Anies Saat Jabat Gubernur DKI
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono menyebut Ganjar Pranowo bisa memenangkan kompetisi adu gagasan melawan Anies Baswedan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Ia menilai hal ini berdasarkan rekam jejak Anies saat menjadi Gubernur DKI periode 2017-2022.
Gembong mengatakan, selama menjabat kepala daerah, Anies kerap memberikan harapan kosong kepada warga Jakarta. Sejumlah program yang dijanjikan disebut Gembong tidak tuntas dan hanya berujung kekecewaan bagi masyarakat.
"Kan era sudah tidak bicara pokoknya, kan bagaimana kita menawarkan dan tawaran yang kita sampaikan ke warga masyarakat jadi harapan," ujar Gembong saat dikonfirmasi, Kamis (11/5/2023).
Baca Juga: Pengamat Beber Narasi Perubahan Anies Baswedan Terganjal Politik Dua Kaki NasDem
"Tetapi harapan kan harus bisa diberikan. Jangan memberikan harapan kosong gituloh. Prinsionya gitu, bagaimana dia membawa bangsa kedepan menjadi lebih baik," katanya menambahkan.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP DKI ini mencontohkan salah satunya adalah program rumah down payment (DP) 0 rupiah. Anies pada masa kampanye menjanjikan hunian murah dengan skema pembayaran tanpa DP agar bisa dibeli kalangan masyarakat miskin.
Belakangan, Anies malah menetapkan syarat minimal pendapatan untuk pembeli rumah itu adalah Rp7 juta. Bahkan, di pertengahan jabatannya, syarat itu direvisi menjadi pendapatan pasangan minimal Rp14 juta.
"Jadi artinya dari sisi peruntukan kan sudah bergeser, bukan untuk orang miskin lagi kalau orang yang berpenghasilan 14 juta," ucapnya.
Contoh kedua adalah program Jakprenur yang dulunya bernama OKE OCE. Program mencetak 250 ribu wirausaha baru ini dianggap Gembong gagal karena pada akhir jabatannya hanya ribuan pengusaha yang mendapatkan akses modal.
Menurutnya, gagasan yang disampaikan juga harus rasional karena beriringan dengan bagaimana cara mewujudkannya. Sementara, Anies disebut Gembong kerap memberikan janji manis saat kampanye tapi pada pelaksanaannya sulit untuk diterapkan.
"Untuk bisa membawa bangwa ke arah lebih baik harus rasional. Ya harus bisa dilaksanakan jangan di awang-awang kita adu gagasan yang rasional saja bukan sekadar gagasan yang hanya di awang-awang, yang sulit diimplementasikan," jelas Gembong.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement