Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lebih dari 3 Juta Orang Turki di Luar Negeri Jadi Andalan Erdogan Menangkan Pilpres

Lebih dari 3 Juta Orang Turki di Luar Negeri Jadi Andalan Erdogan Menangkan Pilpres Kredit Foto: Instagram/Recep Tayyip Erdogan
Warta Ekonomi, Ankara -

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan kepada para pendukungnya di Ankara, dia masih bisa memenangkan pilpres. Namun, ia juga akan menghormati putusan rakyat Turki jika harus meneruskan pertarungan ke putaran kedua pilpres. 

Erdogan menghadapi persaingan ketat dari capres oposisi Kemal Kemal Kilicdaroglu. Menurut kantor berita Anadolu, dari hasil pemungutan suara pada Minggu (14/5/2023) lalu, Erdogan meraih dukungan 49,6 persen suara dan Kilicdaroglu 44,7 persen. 

Baca Juga: Suara Erdogan Tertinggi, Partai Koalisinya Menang Telak di Parlemen

Jika hasil akhir penghitungan masih menunjukkan kedua kandidat di bawah 50 persen lebih, maka keduanya bertarung di putaran kedua pada 28 Mei mendatang.

"Kita belum tahu apakah pilpres ini akan berakhir di putaran pertama. Namun, jika bangsa ini memilih untuk meneruskannya ke putaran kedua, hal itu juga akan saya terima,’’ kata Erdogan kepada para pendukungnya, Senin (15/5/2023) pagi. 

Ia menambahkan, suara pemilih dari warga Turki yang berada di luar negeri masih dihitung. Pada Pemilu 2018, Erdogan meraih dukungan 60 persen suara dari pemilih di luar negeri. Pada pemilu tahun ini, jumlah pemilih luar negeri sebanyak 3,4 juta orang. 

Komisi pemilu Turki, menyatakan, penghitungan suara dari pemilih luar negeri masih dihitung. Makanya, mereka menyatakan belum yakin apakah pilpres putaran kedua. Meski harus ada putaran kedua, Erdogan diyakini bakal menang. 

Howard Eissenstat, associate professor politik dan sejarah Timur Tengah di St. Lawrence University, New York mengatakan, Erdogan berpotensi menang jika masuk putaran kedua pilpres, sebab partainya juga mendapatkan dukungan besar di parlemen pada pemilu Ahad. 

‘’Pemilih tak menginginkan pemerintahan yang terbelah,’’ katanya menegaskan. Erdogan telah memerintah Turki baik sebagai perdana menteri atau presiden sejak 2003. Oposisi berusaha untuk menghentikan langkah Erdogan dalam pemilu ini. 

Di sisi lain, Republican People’s Party (CHP) partai pendukung capres Kilicdaroglu menyatakan data penghitungan suara yang dilansir Anadolu bias. Dari hasil penghitungan itu tampak keberpihakan terhadap Erdogan.

Juru bicara AKP, partai pendung Erdogan, Omer Celik meresponsnya, oposisi berupaya membunuh kehendak rakyat Turki. Ia menyebut mereka sebagai kelompok yang tak bertanggung jawab. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: