Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Intangible Asset?

Apa Itu Intangible Asset? Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Intangible asset atau aset tak berwujud adalah aset yang tidak berwujud fisik seperti merek, dan kekayaan intelektual, seperti paten, merek dagang, dan hak cipta, semuanya adalah aset tidak berwujud.

Aset tak berwujud berlawanan dengan aset berwujud yang meliputi tanah, kendaraan, peralatan, dan inventaris. Aset keuangan seperti saham dan obligasi, yang nilainya berasal dari klaim kontraktual, dianggap sebagai aset berwujud.

Baca Juga: Apa Itu Network Effect?

Aset tidak berwujud dapat diklasifikasikan sebagai tidak terbatas atau pasti. Nama merek perusahaan dianggap sebagai aset tidak berwujud yang tidak terbatas karena tetap bersama perusahaan selama terus beroperasi.

Contoh aset tidak berwujud yang pasti adalah perjanjian hukum untuk beroperasi di bawah paten perusahaan lain, tanpa rencana perpanjangan perjanjian. Perjanjian dengan demikian memiliki umur terbatas dan diklasifikasikan sebagai aset pasti.

Sementara aset tidak berwujud tidak memiliki nilai fisik yang jelas dari sebuah pabrik atau peralatan, itu dapat terbukti berharga bagi perusahaan dan sangat penting untuk keberhasilan atau kegagalan jangka panjangnya.

Misalnya, bisnis seperti Coca-Cola tidak akan berhasil jika bukan karena uang yang dihasilkan melalui brand awareness yang dilakukan. Meskipun pengenalan merek bukanlah aset fisik yang dapat dilihat atau disentuh, hal itu dapat memberikan dampak yang berarti dalam menghasilkan penjualan.

Bisnis dapat membuat atau memperoleh aset tidak berwujud. Misalnya, bisnis dapat membuat milis klien atau membuat paten.

Jika sebuah bisnis menciptakan aset tidak berwujud, ia dapat menghapus biaya dari proses tersebut, seperti mengajukan permohonan paten, menyewa pengacara, dan membayar biaya terkait lainnya.

Selain itu, semua biaya selama proses pembuatan aset tidak berwujud dibebankan. Namun, aset tidak berwujud yang dibuat oleh perusahaan tidak muncul di neraca dan tidak memiliki nilai buku yang tercatat.

Karena itu, ketika sebuah perusahaan dibeli, seringkali harga belinya di atas nilai buku aset di neraca. Perusahaan pembeli mencatat premi yang dibayarkan sebagai aset tidak berwujud di neracanya. Berikut klasifikasi dua jenis aset tidak berwujud:

1. Aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi

Aset tidak berwujud yang dapat diidentifikasi adalah aset yang dapat diperoleh atau dipisahkan dari perusahaan tetapi tidak memiliki bentuk fisik.

Contoh aset tidak berwujud yang dapat diidentifikasi termasuk kekayaan intelektual, seperti paten, merek dagang, hak cipta, atau bahkan hibah pemerintah non-moneter, seperti hak pendaratan bandara atau lisensi penyiaran.

Aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi seringkali tidak terbatas, artinya mereka akan ada bersama perusahaan selama perusahaan itu ada. Data dan algoritme hak milik semuanya termasuk dalam keranjang ini.

Misalnya, algoritme platform media sosial yang mengatur umpannya adalah aset tidak berwujud yang tidak terbatas, karena dapat ada selama perusahaan ada dan akan menambah nilai dalam jangka panjang. Itu juga bisa dipisahkan dari perusahaan dan dijual ke orang lain, jika perusahaan mau.

2. Aset tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi

Aset tidak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi adalah jenis intangible assets yang tidak dapat dibeli atau dijual karena hanya ada dalam kaitannya dengan perusahaan.

Aset tidak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi termasuk reputasi, hubungan klien, niat baik, dan pengenalan merek. Aset tidak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi seringkali merupakan aset tidak berwujud yang pasti, yang berarti mereka memiliki umur yang terbatas. Hubungan klien, misalnya, hanya merupakan aset selama dipertahankan.

Jika Anda mencari gambaran umum tentang nilai aset tidak berwujud perusahaan, Anda dapat menggunakan rumus berikut:

Nilai Aset Tak Berwujud = Nilai Pasar Bisnis - Nilai Aset Berwujud Bersih

Dengan kata lain, cari tahu nilai aset berwujud bersih dengan mengurangkan aset Anda dari kewajiban Anda, lalu kurangi angka tersebut dari nilai pasar bisnis Anda.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: