Para pemimpin di seluruh Eropa pada Selasa (16/5/2023) berkumpul di Islandia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Dewan Eropa, yang akan berfokus pada perang di Ukraina.
Dalam pidato pembukaannya, Perdana Menteri Islandia Katrin Jakobsdottir menyatakan rasa hormatnya pada tekad Ukraina untuk melawan dan menegaskan kembali komitmen Eropa untuk mendukung Kyiv.
Baca Juga: Pejabat Uni Eropa Blak-blakan Soal Propaganda Rusia: Pengaruhnya Makin Kuat Meresap
Jakobsdottir meminta Rusia untuk menarik pasukannya dari Ukraina "sebagai langkah pertama untuk mengakhiri perang ini."
"Pertama, untuk menegaskan kembali dukungan kami bagi Ukraina untuk mengadopsi langkah-langkah konkret untuk mengatasi pertanggungjawaban atas kejahatan perang, dan untuk memperkuat peran Dewan Eropa sebagai organisasi hak asasi manusia terkemuka," katanya, menggarisbawahi bahwa KTT edisi keempat ini memiliki tiga tujuan utama.
"Kedua, untuk memperbarui secara umum komitmen kami terhadap nilai-nilai hak asasi manusia demokratis yang menjadi dasar masyarakat kita, dan yang harus dipelihara dan dilindungi," katanya.
Dia menambahkan bahwa sebagai poin terakhir, pertemuan ini bertujuan untuk berkomitmen kembali pada nilai-nilai yang ingin dicapai oleh Eropa dalam menghadapi tantangan global yang mendesak.
"Kita berada di sini untuk mendiskusikan masalah-masalah yang membutuhkan tindakan segera, dan mari kita manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya," katanya sebelum memberikan kesempatan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Berbicara pada pertemuan tersebut secara virtual, Zelenskyy sekali lagi menggarisbawahi perlunya tambahan sistem pertahanan udara dan cadangan dan mengatakan bahwa negaranya membutuhkan "lebih dari sekadar jet tempur."
Dia juga berterima kasih kepada semua negara dan pemimpin yang telah membantu Kyiv untuk meningkatkan pertahanannya, terutama pertahanan udara.
"Kami adalah orang Eropa, jadi kami bebas. Kami adalah orang Eropa, jadi kami bertindak dengan 100% kekuatan kami dalam hal melindungi cara hidup kami," katanya.
"Biarlah ini selamanya menjadi aturan di benua kita," pungkasnya.
Kepala Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen, pada bagiannya, mengatakan bahwa menuntut pertanggungjawaban atas kejahatan perang Rusia akan menjadi "fokus penting" dalam KTT tersebut.
"Kami akan melakukan segala sesuatu yang mungkin agar Ukraina memenangkan perdamaian," kata von der Leyen dan menekankan bahwa Eropa "tidak akan melakukan apapun tentang Ukraina tanpa Ukraina."
Dia menyimpulkan dengan mengatakan bahwa Eropa akan berdiri di sisi Ukraina dalam "perjuangan bersama" ini untuk "selama yang diperlukan."
Inggris keluar dari Uni Eropa, tapi tidak keluar dari Eropa
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyatakan komitmen Inggris untuk menjadi bagian dari Eropa dan mengatakan bahwa meninggalkan blok tersebut tidak akan mengubah kenyataan tersebut.
Dunia menjadi "lebih diperebutkan dan lebih tidak stabil," dengan perang Rusia dan pertumbuhan Cina, kata Sunak pada pertemuan tersebut.
"Tantangan terhadap nilai-nilai kita semakin besar dan saat ini adalah waktu yang tepat untuk melawannya. Negara-negara demokrasi seperti kita harus membangun ketahanan agar kita dapat bekerja sama dan bersaing dengan mereka yang mendorong ketidakstabilan," ujarnya, menjelaskan bahwa itulah sebabnya mengapa Inggris bekerja "sangat erat dengan teman-teman kita di seluruh Eropa."
"Inggris mungkin telah meninggalkan Uni Eropa, tetapi kami tidak meninggalkan Eropa. Kami tetap menjadi bangsa Eropa yang membanggakan," katanya.
KTT dua hari ini akan berlanjut pada hari Rabu dengan debat umum dan konferensi pers setelah sesi penutupan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Advertisement