Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenkominfo Gelar Literasi Digital, Dorong Siswa di Pangkep Lawan Hoaks di Media Sosial

Kemenkominfo Gelar Literasi Digital, Dorong Siswa di Pangkep Lawan Hoaks di Media Sosial Kredit Foto: Ists

Kali ini program #literasidigitalkominfo yang digagas Kemenkominfo menampilkan sejumlah narasumber, di mana materi Budaya Digital dipaparkan narasumber pertama DR. Sabrun Jamil, S.Pi., MP., yang merupakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Menurutnya, literasi digital merupakan pilar penting di era digital, di mana salah satu pilar penting itu yakni budaya digital yang dipahami sebagai upaya positif dalam penggunaan teknologi.

Di antaranya dalam bermedia digital menerapkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, digitalisasi budaya kita, mencintai produk dalam negeri, menjaga keamanan nasional, ketertiban masyarakat, kesehatan, dan moral publik.

"Penggunaan ruang digital memiliki aturan yang mendasari, dan jika kita melanggarnya, kita bisa berurusan dengan aparat hukum. Jadi, mari kita menciptakan akses, berekspresi, dan penggunaan digital yang aman, nyaman, dan tidak berdampak negatif bagi siapapun,” ucap Sabrun Jamil.

Sedangkan Sani Widowati, yang merupakan Mentor for Princeton Bridge Year Program in Indonesia, berbicara terkait Kecakapan Digital.

Disebutkannya jika hoaks seringkali muncul di dunia digital tanpa langsung disadari, padahal hoaks itu sendiri adalah informasi yang dibuat atau direkayasa untuk menyembunyikan fakta sebenarnya atau merupakan berita palsu.

Karenanya ia pun memberikan cara melawan hoaks, yakni memperhatikan judul informasi itu, jika bombastis maka harus waspada, juga jika sumbernya tidak jelas dan tidak dikenal maka jangan meneruskan berita itu.

"Waspadai juga pesan berantai. Jangan langsung meneruskannya jika belum yakin kebenarannya. Penting untuk melaporkan berita hoaks jika kita menemukannya. Jangan langsung meneruskan pesan, tapi tanyakan kembali ke sumber asal berita tersebut. Bapak, ibu, dan guru harus berhati-hati karena penyebaran hoaks bisa melibatkan pelanggaran hukum berdasarkan Undang-undang ITE,” jelas Sani.

#literasidigitalkominfo ini diakhiri dengan penuturan CEO dan Founder Atsoft Teknologi, Mujiantok, yang menyampaikan materi Keamanan Digital.

Dituturkannya, jika proses belajar mengajar juga semakin sering menggunakan dunia digital termasuk melalui media sosial yang memiliki konten yang mendidik seperti video dan modul.

Namun menurutnya harus disadari pula jika di dunia digital terdapat potensi ancaman yang dapat merugikan kitadiri sendiri atau orang lain baik secara finansial maupun hukum, sehingga penting untuk memahami tentang keamanan digital.

"Beberapa tips untuk menjaga keamanan digital: mengetahui potensi bahaya di internet dan mengaktifkan pengaturan privasi pada akun kita di platform layanan digital, termasuk media sosial.

Menggunakan password yang kuat dan memenuhi kriteria tertentu, serta mempertimbangkan penggunaan fitur keamanan tambahan seperti verifikasi dua langkah dan penggunaan biometrik (seperti sidik jari) jika tersedia.

Berhati-hati dengan postingan yang dapat meninggalkan jejak digital negatif, termasuk pencarian di mesin telusur, konten yang diposting (teks, gambar, video, suara), dan penggunaan GPS,” ungkapnya.

Para peserta berkesempatan mengajukan sejumlah pertanyaan yang dijawab secara langsung pula oleh narasumber pada sesi terakhir webinar, dengan dipandu oleh moderator Stefanny S.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Literasi Digital Kominfo di Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube @literasidigitalkominfo.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: