Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Uni Eropa Tekan Serbia: Pilih Kami atau Rusia, Jangan Sampai Salah

Uni Eropa Tekan Serbia: Pilih Kami atau Rusia, Jangan Sampai Salah Kredit Foto: Reuters/Ognen Teofilovski
Warta Ekonomi, Belgrade -

Komisaris Kebijakan Luar Negeri, Josep Borrell, pada Senin (22/5/2023) mengatakan bahwa mempertahankan hubungan dekat dengan Rusia akan merugikan peluang Serbia untuk bergabung dengan Uni Eropa.

Borell juga mendesak Serbia untuk "menyelaraskan" dengan sanksi-sanksi terhadap Rusia.

Baca Juga: Diminta Jelaskan Eror dalam Bantuan di Ukraina, Gedung Putih Cuma Kasih Jawaban Begini

Uni Eropa menjadi tuan rumah bagi para menteri luar negeri meliputi Albania dan empat negara bekas Republik Yugoslavia sepertiĀ Serbia, Montenegro, Bosnia-Herzegovina, dan Makedonia Utara dan provinsi Kosovo yang memisahkan diri dari Serbia, dan menyerukan kepada mereka untuk mengikuti contoh Ukraina dalam membuat kemajuan yang cepat untuk bergabung dengan UE.

"Kami membahas pengaruh Rusia (di wilayah ini), yang mencoba untuk menggagalkan jalur Eropa bagi para kandidat Balkan Barat," kata Borrell.

"Kami menyambut baik pilihan strategis dan berani dari beberapa di antara mereka, yang sepenuhnya selaras dengan kebijakan luar negeri dan sanksi kami," terangnya.

Albania, Montenegro, dan Makedonia Utara telah bergabung dengan embargo blok tersebut. Meskipun beberapa pejabat di Brussel mengatakan sebaliknya, Bosnia-Herzegovina tidak. Begitu juga dengan Serbia.

Khusus untuk Serbia, Borrell mengungkapkan bahwa ia mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Ivica Dacic bahwa mempertahankan hubungan dekat dengan Rusia tidak sesuai dengan proses aksesi Uni Eropa. Hal ini juga merusak kepentingan nasionalnya sendiri, tetapi tentu saja tidak sesuai dengan proses aksesi menuju Uni Eropa.

Borrell juga mengatakan bahwa keanggotaan Serbia pada akhirnya tidak hanya bergantung pada pemberian sanksi kepada Rusia, tetapi juga pada "normalisasi hubungan" dengan Kosovo, meskipun negaranya sendiri, Spanyol, termasuk di antara lima negara anggota Uni Eropa yang tidak mengakui provinsi yang memisahkan diri tersebut.

Presiden Serbia Aleksandar Vucic telah menunjukkan perbedaan antara desakan Uni Eropa pada integritas teritorial Ukraina dan pengabaiannya terhadap hal yang sama di Serbia, dalam membenarkan kebijakannya untuk tidak bergabung dengan sanksi-sanksi terhadap Moskow.

Awal bulan ini, ia mencatat bahwa sanksi adalah satu-satunya hal yang ingin dibicarakan oleh politisi Barat yang berkunjung.

Berbicara setelah pertemuan dengan Borrell, Dacic mengatakan bahwa negaranya tidak menghadapi "tekanan eksplisit" pada hari Senin, sementara semua orang di Brussels dapat menyaksikan klaim "ekstremis" dan "tidak masuk akal" yang datang dari Kosovo.

Parlemen Eropa baru-baru ini mengadopsi sebuah laporan mengenai Serbia yang menyalahkan penurunan drastis dukungan rakyat untuk bergabung dengan Uni Eropa karena kehadiran media-media Rusia. Jika pemerintah Vucic terus mendukung "politik anti-demokrasi," kata EP, Uni Eropa harus "mempertimbangkan kembali sejauh mana bantuan keuangannya" untuk Serbia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: