Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menghindari Konten Bersifat Pribadi Agar Aman di Ruang Digital

Menghindari Konten Bersifat Pribadi Agar Aman di Ruang Digital Kredit Foto: Unsplash/Mika Baumeister
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen Pendidikan di wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Sekitarnya dengan tema "Etika Pelajar di Dunia Digital" pada Senin (22/5/2023). 

Menjaga keamanan menjadi faktor penting untuk memastikan penggunaan layanan digital baik secara daring maupun luring. Tidak hanya untuk mengamankan data pribadi yang bersifat rahasia,  bahkan terkait mengamankan keselamatan jiwa. Cukup banyak contoh kasus apa yang diunggah di media sosial mengancam keselamatan nyawa dan mental.

Baca Juga: Bahaya Konten Flexing Terkait Keamanan Digital

Perkembangan teknologi internet yang masif membawa kenaikan jumlah pengguna, terlebih saat pandemi selama dua tahun lebih orang lebih banyak di rumah. We Are Social dan HootSuit pada awal 2023 mengungkap pengguna internet di Indonesia kini sudah mencapai 212,9 juta atau 77 persen dari total populasi. 

Tetapi, pertumbuhan pengguna internet ini belum diimbangi dengan kecakapan digital. Berdasarkan data Pusat Statistik (BPS) 2018, dari tiga subindeks dalam Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, subindeks keahlian yang memiliki skor paling rendah menurut data yang dirilis 2019. Diperlukan peningkatan kecakapan digital, termasuk dari menjaga keamanan digital saat berinteraksi di ruang digital.

Perilaku pengguna media sosial dalam menggunggah konten cyber bullying maupun hal yang bersifat pribadi ke publik harus menghadapi ancaman kejahatan. Salah satunya konten dengan tema room tour yang bisa berujung pencurian.

"Tanpa riset sendiri para pembobol sudah disediakan setiap detail rumah yang membuat mereka dapat dengan mudah untuk masuk. Tidak jarang juga kasus penculikan akibat berkenalan di media sosial yang berujung dengan pelecehan seksual hingga perdagangan manusia," ujar UI/UX Designer, Aldiyar, yang menjadi narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen Pendidikan di DKI Jakarta, Banten, dan Sekitarnya pada Senin (22/05/2023)

Menjaga keamanan digital dimulai dari menjaga data pribadi, masih banyak yang kurang menyadari bahwa saat membagikan informasi terlalu personal. Mungkin setelah membagikan data pribadi belum terlihat dampaknya, namun jika sudah terhubung dengan akun finansial maka akan sangat berbahaya.

Terlebih, jika seluruh informasi mengenai diri kita diketahui oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Dia akan mudah menyamar menjadi diri kita kemudian melakukan pemerasan terhadap teman kita atau melakukan transaksi finansial.

Masih banyak amcaman pada identitas digital, selain akibat keteledoran diri sendiri ada juga yang memang sengaja ingin mencuri data pribadi seseorang.  Jika kita sudah aman tidak membagikan data pribadi tidak lantas aman begitu saja karena banyak modus pencurian data. Inilah kejahatan digital  yang paling banyak dan sering terjadi lantaran sudah mengelabui korban untuk mendapatkan informasi sensitif atau kerap disebut phising

Pelaku phising melakukan pendekatan rekayasa sosial untuk mengelabui. Seperti menerima pesan singkat melalui aplikasi WhatsApp berasal dari kurir ekspedisi.

"Kurir menginformasikan akan ada paket dan melampirkan foto paket padahal itu adalah sebuah file aplikasi yang berisikan malware. Jika dipasang di sebuah perangkat akan mencuri data pada perangkat tersebut," jelas Aldiyar.

Cara rekayasa sosial lain yakni melalui panggilan telepon, sms, dan pesan WhatsApp yang mengabarkan hadiah undian tetapi diakhir mereka meminta korban untuk ke ATM untuk transfer tanpa disadari.

Modus lain biasanya dengan kerabat ditahan polisi yang artinya akan meminta uang jaminan hanya perlu melakukan transfer uang tanpa datang ke kantor polisi. Hal itu bisa dilakukan para pelaku kejahatan dengan memanfaatkan akun media sosial untuk memata-matai. 

Sebagai informasi, Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. 

Baca Juga: Standar Baru Etika di Dunia Digital Mengatur Tata Kesopanan Berinternet

Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli di bidangnya untuk berbagi antara lain Elis Rukoyah, staf pengajar SMAN 4 Pandeglang, Ferianto Founder Blogger Kubu Raya dan Hani Purwananti dari Rekawan TIK Indonesia, serta UI/UX Designer, Aldiyar.

Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui Website literasidigital.id atau event.literasidigital.id, atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan Youtube Literasi Digital Kominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: