Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indef: Pemerintah Harus Pikirkan Strategi Agar Utangnya Dapat Produktif

Indef: Pemerintah Harus Pikirkan Strategi Agar Utangnya Dapat Produktif Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Head Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economic and Finance (Indef) M Rizal Taufikurrahman mengatakan, pemerintah harus memikirkan cara agar mampu memaksimalkan utang yang sudah besar agar dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional.

Selain memikirkan hal tersebut, pemerintah juga harus berfikir agar utang tersebut secara sedikit demi sedikit berkurang atau tidak terus bertambah setiap tahunnya.

"Memang mau tidak mau pemerintah harus membuat strategi agar utang pelan-pelan dikurangi, melalui apa, pemanfaatan alokasi utang ini untuk kegiatan yang produktif. Apalagi pascapandemi, energinya jauh lebih besar dibanding sebelum pandemi karena kita mesti me-recovery ekonomi kita, terutama sektor-sektor yang bisa mendorong peningkatan nilai tambah yang jauh lebih besar," ujar Rizal dikutip dari akun YouTube CNN Indonesia, Minggu (28/5/2023).

Baca Juga: Amerika Serikat Terancam Bangkrut karena Utang, Investasi Emas Jadi Pilihan?

Rizal mencontohkan, misalnya untuk belanja pemerintah diarahkan kepada stimulus bagi industri-industri yang dapat menyerap tenaga kerja banyak, dan juga meningkatkan produktivitas dari industri itu sendiri.

Adapun salah satu industri yang dapat didorong adalah manufaktur melalui hilirisasi. Ia berharap agar utang ini jangan sampai dialokasikan untuk kegiatan yang justru untuk proyek yang rentan atau memiliki jangka waktu yang panjang.

"Jangan sampai utang ini untuk kegiatan-kegiatan yang justru memiliki timeline panjang yang nilai tambah PDB-nya terlalu lama, padahal kan utang dibayar setiap tahun. Dan utang ini juga harus menghasilkan pendapatan untuk membayar utang dan ini juga saya kira harus jadi catatan jangan sampai utang ini untuk membangun infrastruktur, tapi tidak memberikan kontribusi terhadap pelunasan utang itu sendiri," ujarnya.

Lanjutnya, industri atau sektor yang paling mujarab adalah yang berbasis pada sumber daya alam, seperti pertambangan yang notabene bisa sampai pada hilirisasi dan memberi nilai tambah tinggi atau sektor pertanian yang bisa mendorong industri agribisnisnya memberikan nilai tambah yang besar. 

"Saya kira bagaimana utang ini bisa menjadi lebih produktif untuk menghasilkan nilai tambah, sehingga pendapatan negara untuk pembayaran utang ini bisa dialokasikan ke nilai tambah yang dihasilkan," ungkapnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: