Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menutup Pekan Keempat Mei 2023, Harga Rata-rata CPO Kembali Merosot

Menutup Pekan Keempat Mei 2023, Harga Rata-rata CPO Kembali Merosot Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) untuk Franco wilayah Belawan dan Dumai tercatat Rp10.260/kg pada Jumat (26/5/2023). Dengan demikian, harga CPO mengalami peningkatan sekitar Rp110/kg jika dibandingkan harga CPO pada Kamis (25/5/2023) yang senilai Rp10.150/kg.

Secara rata-rata, harga CPO domestik pada 22-26 Mei 2023 di PT KPBN tercatat Rp10.363/kg. Harga ini tercatat menurun Rp209/kg atau sekitar 2% dibandingkan periode yang sama sebelumnya, yakni sebesar Rp10.363/kg.

Baca Juga: 2023 Didominasi Ketidakpastian Harga CPO, Bagaimana Nasibnya di 2024?

Melansir Bernama, pelemahan futures CPO dalam sepekan seiring dengan melemahnya harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade; harga minyak mentah yang menurun; perkiraan produksi minyak sawit yang lebih tinggi; serta kurangnya minat beli dari negara pengimpor CPO.

Lesunya harga CPO ini juga terjadi di tengah kekhawatiran kenaikan produksi dan perpanjangan kesepakatan ekspor Laut Hitam yang meningkatkan prospek peningkatan pasokan global.

"Mengingat meningkatnya pasokan kelapa sawit dalam beberapa bulan ke depan selama dua minggu terakhir, kami telah melihat elastisitas harga dari permintaan yang mendorong peningkatan paritas harga di pasar tujuan dan nilai relatifnya terhadap minyak nabati," kata Marcello Cultrera, Direktur berbasis Konsultan Komoditas Apricus 8 Pte Ltd di Singapura, dikutip dari Reuters, Senin (29/5/2023).

Di sisi lain, produsen utama Indonesia menetapkan harga referensi minyak sawit mentah pada US$893,23 per ton untuk periode 16-31 Mei. Nilai ini menurun sebesar US$62,30 atau 6,52 persen dari periode 1-15 Mei 2023 yang tercatat US$955,53/MT.

Penurunan HR CPO dipengaruhi beberapa faktor, antara lain India yang mengurangi impor CPO periode April hingga Juni akibat turunnya harga minyak bunga matahari; penurunan volume ekspor dari Malaysia sebagai indikasi menurunnya permintaan CPO global; serta penguatan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: