Kolaborasi dan Telemedisin Bawa Layanan Kesehatan ke Daerah Pedesaan dan Terdampak Bencana
Hadirnya telemedicine (telemedisin) dari perusahaan-perusahaan rintisan (startup) bidang kesehatan disertai kolaborasi antarpihak mampu membawa layanan kesehatan hingga ke daerah pelosok.
Dalam paparan Chief of Digital Transformation Office, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Setiaji menjelaskan bahwa selama masa COVID-19 lalu, kehadiran telemedisin dan telekonsultasi mampu membantu masyarakat mengakses layanan kesehatan secara jarak jauh.
“Dulu pada waktu COVID, bagaimana telekonsultasi dan layanan telemedisin ini sangat membantu mengisi kekurangan layanan kesehatan, dan tentunya ini meng-cover semua layanan kesehatan [di Indonesia] yang tinggal di 17 ribu pulau ini bisa terpenuhi,” ujar Setiaji saat peluncurkan Telepon Panadol Cekatan sebagai keberhasilan dari inisiatif Panadol Klink Cekatan pada Senin (29/5/2023) di Gunawarman, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
Setiaji juga menjelaskan, hingga saat ini masyarakat masih datang secara fisik ke rumah sakit untuk memeriksakan diri atau konsultasi ke dokter.
Namun, hal itu akan terkendala jika puskesmas dalam satu daerah kurang bisa menjangkau tempat tinggal masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah pelosok. Sayangnya, telemedisin saat ini masih belum terintegrasi dan teregulasi dengan baik.
Karena itu, diperlukan kolaborasi antarberbagai pihak agar layanan kesehatan dapat menjangkau daerah tersebut. Khususnya pasca COVID-19, layanan telemedisin harus diregulasi agar berkelanjutan dalam jangka panjang.
“Sayangnya telemedisin saat ini belum teregulasi dengan baik. Kemarin pada saat COVID, yes, didukung. Tapi saat after COVID, ini harus bisa kita penuhi secara regulasi.”
Untuk itu, Setiaji menambahkan bahwa inovasi teknologi yang baru diharapkan bisa tumbuh cepat seperti platform kesehatan digital Halodoc.
Diketahui, peluncuran prototipe Telepon Panadol Cekatan ini merupakan bagian dari program inisiatif Panadol Klinik Cekatan, yang keduanya sama-sama menghubungkan masyarakat pedesaan dengan tenaga kesehatan menggunakan teknologi.
Dengan 43% penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pedesaan, akses menjadi pertimbangan untuk mendapatkan perawatan medis. Khususnya ketika masyarakat yang terdampak gempa berada dalam situasi sulit untuk mengakses layanan kesehatan.
Masyarakat yang terdampak gempa berpotensi mengalami masalah kulit, infeksi saluran pernapasan, dan pencernaan. Karena itu, program Panadol Klinik Cekatan akan dikerahkan untuk menjangkau 10 ribu orang di 16 desa di Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat.
Kegiatan ini juga menyertakan Telepon Panadol Cekatan sebagai unit konsultasi medis jarak jauh untuk pemeriksaan esensial di sejumlah organ tubuh, seperti pengukuran detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan kadar oksigen, di samping adanya konsultasi dan obat gratis dari tim layanan klinik keliling.
General Manager Haleon Indonesia, Dhanica Mae Tiu menjelaskan komitmen Haleon untuk mengatasi hambatan yang menghalangi masyarakat untuk mengakses kesehatan.
“Memungkinkan akses yang lebih mudah dan lebih cepat ke perawatan medis sangat penting mengingat jutaan orang Indonesia sering kali menunda pengobatan karena layanan kesehatan yang terlalu jauh bagi mereka,” ujar Dhanica.
Adanya kolaborasi ini, dapat memberikan tindakan kuratif dan preventif terhadap masyarakat di daerah pedesaan atau pelosok. Chief of Medical Halodoc, dr. Irwan Heriyanto, MARS menyatakan Halodoc mendukung Panadol Klinik Cekatan sebagai edukator gaya hidup kesehatan sekaligus lanjutan kolaborasi Halodoc dan Haleon untuk pemanfaatan teknologi di bidang kesehatan.
“Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang langkah-langkah dasar pencegahan penyakit. Tak hanya itu, kehadiran layanan Telepon Cekatan (sebagai program lanjutan kolaborasi dari Haleon dan Halodoc) menjadi terobosan selangkah lebih maju dalam penyederhanaan akses kesehatan melalui pemanfaatan teknologi,” ujar Irwan.
Dengan adanya kolaborasi antara Halodoc, Haleon, yang didukung juga oleh Kementerian Kesehatan, diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan ksehatan masyarakat secara umum, khususnya masyarakat terdampak bencana dan menghadapi risiko paparan penyakit yang lebih tinggi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement