Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengintip Peluang Bisnis dari Teknologi Kecerdasan Buatan

Mengintip Peluang Bisnis dari Teknologi Kecerdasan Buatan Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) kian pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kelahiran berbagai model AI yang inovatif dan revolusioner membuka peluang pemanfaatan teknologi ini di berbagai bidang, termasuk sektor bisnis.

Deputy Director-Industry Collaboration Indonesia AI Society, Adhiguna Mahendra, memprediksi pemanfaatan AI di berbagai bidang usaha akan terus meningkat. "Saya yakin, ke depannya, kian banyak perusahaan yang menggunakan AI. Hal ini jadi peluang bisnis yang sangat menarik, sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan," ujarnya dalam diskusi bertajuk Disruptive Innovation in the Telecommunication Industry yang digelar Master Program Universitas Prasetiya Mulya di Plaza Senayan, pekan lalu.

Baca Juga: Lumina Education Luncurkan Aplikasi Perpustakaan Digital BukuAku, Upaya Menumbuhkan Kecintaan Membaca Sejak Dini

Adhi yang juga Chief of Business, Product & AI Strategy di perusahaan pengembang AI lokal, Nodeflux, mengatakan bahwa saat ini setidaknya ada dua model bisnis yang bisa dimanfaatkan para entrepreneur, yaitu membuat perusahaan pengembang piranti lunak (software) maupun komponen fisik (hardware) berbasis kecerdasan buatan.

"Dulu pengembang (developer) AI harus memulai dari nol. Membuat algoritmanya, mengumpulkan datanya, effort-nya besar sekali. Namun, sekarang dengan banyaknya platform dan framework yang bersifat open source, pengembangan AI menjadi lebih mudah," jelasnya, dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (31/5/2023).

Salah satu platform AI yang bisa dimanfaatkan para pengembang, ujar Adhi, adalah Generative Pre-training Transformer (GPT) yang dikembangkan perusahaan OpenAI. Platform ini merupakan program pengolahan bahasa (large language program) yang sudah memasuki generasi keempat.

Adhi berpendapat, pengembangan AI tidak membutuhkan modal besar dan bisa dilakukan oleh perusahaan berskala kecil. "Pendirian startup AI tidak memerlukan investasi puluhan juta dolar. Sekarang pun, banyak perusahaan telekomunikasi di dalam negeri yang terbuka untuk berkolaborasi dengan perusahaan pengembang skala kecil. Kolaborasi ini memungkinkan perusahaan pengembang untuk meningkatkan (scale-up) bisnisnya," jelasnya.

Perusahaan pengembang AI pun, Adhi menambahkan, tak perlu khawatir bakal kesulitan memasarkan produknya. Akses pasar bagi perusahaan pengembang software AI, kata dia, sudah sangat terbuka dengan keberadaan toko aplikasi semacam Google Playstore dan App Store. Begitu juga dengan akses pasar bagi pengembang hardware berbasis AI yang bisa dilakukan melalui berbagai platform lokapasar (marketplace).

5G Mendukung Pemanfaatan AI Kian Luas

Potensi pemanfaatan AI di berbagai sektor industri kian besar berkat adanya teknologi telekomunikasi yang telah mencapai generasi ke lima, atau populer disebut 5G. SVP Solution Architect at Enterprise/Business Solution Directorate PT XL Axiata Tbk, Aun Abdul Wadud, mengatakan, kehadiran teknologi komunikasi 5G memungkinkan proses automasi di sektor industri berjalan lebih cepat dan canggih.

"Proses bisnis dan produksi yang kompleks di sejumlah sektor industri kini bisa dilakukan secara digital. Hasilnya, produktivitas bisa meningkat, efisien, dan mengurangi kesalahan manusia (human error)," terangnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: