Ajudan Top Zelensky Keceplosan Soal 'Zona Demiliterisasi' di Rusia yang Ternyata...
Mikhail Podoliak, penasihat utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, telah menyerukan penciptaan "zona demiliterisasi" jauh ke dalam wilayah Rusia.
Seperti dilansir RT, Podoliak menyatakan bahwa hal ini merupakan topik utama untuk didiskusikan demi terciptanya perdamaian yang langgeng.
Baca Juga: Sergey Lavrov Bilang Amerika Adalah Pendukung Utama Genosida Ukraina ke Orang-orang Rusia
Pejabat tersebut memuji ide tersebut dalam sebuah unggahan Twitter pada Senin (29/5/2023), dengan menyatakan bahwa menciptakan zona ini akan berarti pembentukan perlindungan untuk mencegah terulangnya agresi di masa depan.
"Sebuah 'zona demiliterisasi' sejauh 100-120 km (62-76 mil) jauh ke dalam wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina juga akan menjamin keamanan nyata bagi penduduk kota-kota Ukraina di Kharkov, Chernigov, dan Wilayah Sumy," demikian klaim Podoliak.
Pejabat senior itu juga menyebutkan wilayah Zaporozhye di Rusia, serta Lugansk dan Donetsk, yang memilih untuk memisahkan diri dari Ukraina tahun lalu.
Menurut Podoliak, apa yang disebut "zona demiliterisasi" harus ditetapkan di wilayah Belgorod, Bryansk, Kursk, dan Rostov di Rusia yang secara efektif mencakup sebagian besar wilayah tersebut.
"Mungkin dengan kontingen kontrol internasional wajib pada tahap pertama," tambahnya.
Dia menyebut wilayah-wilayah tersebut sebagai "republik," dalam sebuah anggukan yang jelas terhadap gagasan untuk memecah Rusia menjadi puluhan negara bagian yang lebih kecil, yang telah menjadi topik populer untuk diskusi di antara para pejabat tinggi Ukraina.
Selama konflik yang sedang berlangsung, beberapa pejabat Ukraina telah berulang kali melontarkan gagasan untuk membongkar Rusia secara keseluruhan, dengan membangun "zona demiliterisasi" yang tampaknya berada di urutan teratas.
Awal bulan ini, ide terakhir ini didukung oleh kepala Direktorat Intelijen Utama (GUR) militer Ukraina, Kirill Budanov, yang mengakui bahwa zona yang membentang sejauh 60 mil (sekitar 96 km) di sepanjang perbatasan bisa diterapkan.
"Jika (Rusia) tidak akan menyerang dan tidak memutuskan untuk membalas dendam dalam beberapa tahun ke depan, hal ini seharusnya tidak menjadi masalah," sarannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Advertisement