Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ancaman Nuklir Putin Dibalas Kontan Zelensky: Itu Tanda-tanda Orang Lemah

Ancaman Nuklir Putin Dibalas Kontan Zelensky: Itu Tanda-tanda Orang Lemah Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Sergei Fadeichev
Warta Ekonomi, Kiev, Ukraina -

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membalas ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menggunakan senjata nuklir dalam perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.

"Ancamannya yang terus menerus tentang senjata nuklir, semua ini adalah tanda-tanda orang yang lemah," kata Zelensky, dalam sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal.

Baca Juga: Ajudan Top Zelensky Keceplosan Soal 'Zona Demiliterisasi' di Rusia yang Ternyata...

Zelensky mengatakan bahwa ancaman nuklir Putin menunjukkan bahwa ia takut kalah dalam perang yang dipimpin Rusia.

"Dan begitulah seharusnya kita bertindak. Seekor binatang yang terpojok, dia takut kehilangan nyawanya. Dia pasti takut dengan kekuatan dunia," tambah pemimpin Ukraina itu.

Zelensky juga mengatakan bahwa Putin kini dijauhi oleh para pemimpin dunia lainnya setelah pemerintahan pemimpin Ukraina tersebut berusaha untuk mengisolasi Rusia dengan berusaha merayu negara-negara yang memiliki hubungan persahabatan dengan Moskow, seperti China, India, dan Brasil.

"Putin harus tahu bahwa orang-orang tidak akan menjabat tangannya, bahwa ia tidak lagi duduk di meja makan dengan negara-negara yang serius, bahwa Rusia bukan bagian dari organisasi internasional," kata Zelensky kepada publikasi tersebut.

Di Rusia, hanya 29% penduduk yang percaya bahwa kemungkinan penggunaan senjata nuklir oleh Rusia di Ukraina "dapat dibenarkan", menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Levada Center. Sebaliknya, 56% warga Rusia mengatakan bahwa kemungkinan penggunaan senjata nuklir tidak dapat dibenarkan.

Pada bulan Februari, Putin mengumumkan penangguhan partisipasi Rusia dalam perjanjian New START, pakta senjata nuklir terakhir yang masih tersisa dengan AS.

Perjanjian ini membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dapat dikerahkan oleh AS dan Rusia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: