Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kampanye Hitam Terhadap Sawit Kian Meresahkan, Apa Kata Pemerintah?

Kampanye Hitam Terhadap Sawit Kian Meresahkan, Apa Kata Pemerintah? Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia masih menghadapi kampanye hitam di mana kelapa sawit dianggap tidak baik dan merusak lingkungan. Dalam hal ini Wakil Presiden Maruf Amin menegaskan harus dilawan.

“Sawit buat kita punya makna yang besar, di produk domestik bruto (PDB) kontribusi signifikan sekitar 3%, memang kita menghadapi kampanye hitam, seolah-olah sawit itu tidak baik dan merusak lingkungan ini yang harus dilawan,” kata Maruf di Jakarta, kemarin.

Dikatakan bahwa sektor pertanian menjadi salah satu penyumbang penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, tidak terkecuali subsektor perkebunan terutama dari komoditas kelapa sawit.

Baca Juga: Harga Acuan Gula di Tingkat Petani Segera Ditetapkan

Lanjut Maruf, industri kelapa sawit tidak hanya terbukti mampu memberikan manfaat ekonomi yang besar bagi penduduk lokal, tetapi juga dipercaya kaya kandungan zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh manusia.

“Kita memang harus bisa mengatakan kebaikan-kebaikan manfaat sawit, sawit itu tidak ada yang terbuang, sampai limbahnya diperebutkan karena banyak peminat dengan nilai manfaatnya,” tegasnya. Maruf menyebutkan bahwa pemerintah juga berfokus pada pemanfaatan kelapa sawit sebagai bahan baku pengganti bahan bakar fosil yang kian menyusut jumlahnya.

“Pemerintah mendorong dan membuat program dalam rangka green energy, mengembangkan program biodiesel atau B30, jadi sawit bisa menjadi biodesel itu antisipasi,” jelasnya.

Di sisi lain, Wapres menyampaikan bahwa industri kelapa sawit Indonesia memiliki kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian nasional. Untuk itu, apabila ada kampanye negatif terkait sawit, perlu disajikan data faktual sebagai kontra narasinya

Sementara itu Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (Maksi) Darmono Taniwiryono mengatakan bahwa kampanye negatif terkait sawit dirasakannya cukup meresahka.

Ia menyebut masih banyak persepsi negatif mahasiswa terhadap kelapa sawit yang dituding merusak lingkungan. “Cukup mengejutkan karena masih ada mahasiswa yang menentang sawit, artinya tugas kami untuk bagaimana membuat informasi yang baik dan dapat diterima masyarakat. Itu tantangan kedepan yang kami rasakan,” ungkap Darmono.

Untuk itu, Darmono mengungkapkan bahwa yang dilakukan Maksi saat ini adalah memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat akan manfaat kelapa sawit melalui media-media yang popular saat ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: