Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan langkah restrukturisasi yang diambil PT Garuda Indonesia (Persero) mulai memulihkan lesehatan keuangan perusahaan. Jumlah hutang misalnya kata Irfan menurun sangat siginifikan hampir 50%.
“Terjadi penurunan utang dari US$10,11 miliar menjadi US$5,1 miliar. Dari US$5,1 miliar itu sekitar US$4,8 miliar itu akibat hasil negosiasi kita dengan para lessor, bank maupun BUMN baik itu utang jangka panjang, saham, maupun bonds. Jadi dengan kondisi ini, penurunan utang kita tinggal 50%,”Kata Irfan saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI DPR , Selasa (13/6).
Selain terjadi penurunan nilai utang, Irfan juga mengklaim dampak dari PKPU kinerja keuangan perusahaan mulai pulih. Misalnya pendapatan tumbuh menjadi US$3,8 miliar. Lalu fixed cost turun 73,79% dibandingkan sebelum pandemi.
“Selain negosiasi, selama proses PKPU kami juga banyak melakukan transformasi. Dan yang terpenting kami berhasil menekan biaya sewa pesawat-pesawat yang ada. Biaya pesawat kita hari ini diangka 9% yang sebelumnya diangka 27%,”tegasnya.
Baca Juga: Gandeng Singapore Airlines, Garuda Indonesia Tambah Rute Terbang
Melihat capaian positif tersebut, Garuda lanjut Irfan akan terus memantapkan strategi bisnis setelah berbilang tahun merugi. Keyakinan ini didorong peningkatan minat masyarakat untuk melaksanakan perjalanan udara yang selaras dengan momentum pertumbuhan industri pariwisata nasional di tahun ini.
“Kami punya cukup keyakinan bila menjalankan perusahaan ini secara disiplin yang ketat mestinya kejadian di masa lalu bisa terhindarkan,”pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait:
Advertisement