Founder dan CEO Think Policy, Andhyta F. Utami, mengatakan, masyarakat harus menjadi pusat dari proses pembuatan kebijakan publik yang dilakukan oleh pemerintah. Andhyta mencontohkan, jika berbicara melalui krisis iklim, yang paling terdampak bukanlah kelas menengah atau atas tetapi mereka yang tinggal di wilayah yang rentan bencana seperti banjir.
"Masyarakat itu yang harusnya menjadi center dari proses pembuatan kebijakan," ujar Andhyta dalam pembukaan acara Policy Fest, Sabtu (17/6/2023).
Andhyta mengatakan, hal tersebut perlu dilakukan. Sementara itu, perlu diketahui bahwa Think Policy bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengadakan Policy Fest. Ia melanjutkan, terkait kebijakan publik, masih banyak yang belum dipahami mulai dari bagaimana negara dijalankan sampai bagaimana bentuk kebijakan digarap.
"Di Policy Fest hari ini, mudah-mudahan kita bisa sama-sama mempelajari hal tersebut," ujarnya.
Baca Juga: Berpegang Teguh Mobil Listrik Bukan Solusi Iklim, Akio Toyoda Banjir Dukungan Pemegang Saham Toyota!
Andhyta mengatakan, beberapa isu, seperti krisis iklim, digitalisasi, dan juga inklusi sosial merupakan hal yang sangatlah besar dan tidak mungkin dapat diselesaikan secara perseorangan.
Menurutnya, bila berbicara isu lain, mungkin dapat diselesaikan dengan hanya beberapa orang yang menguasai bidang tersebut saja. Namun, berbeda dengan tiga isu tersebut yang memang harus diselesaikan secara bersama-sama.
"Untuk tiga isu ini terlalu kompleks, terlalu besar, terlalu khawatir untuk ada satu orang saja yang bisa menyelesaikan sehingga memang butuh dikeroyokin bersama sama dimulai dengan belajar," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Yohanna Valerie Immanuella
Tag Terkait:
Advertisement