Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos Airbnb Optimis dengan Kehadiran AI: Pekerjaan Insinyur Akan Lebih Produktif dan Efisien

Bos Airbnb Optimis dengan Kehadiran AI: Pekerjaan Insinyur Akan Lebih Produktif dan Efisien Kredit Foto: Twitter/GOOD
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu pendiri Airbnb Brian Chesky buka suara soal kehadiran AI atau artificial intelligence alias kecerdasan buatan. Dia mengantisipasi bahwa teknologi tersebut akan mendorong jutaan startup baru, katanya kepada investor Jason Calacanis.

AI telah memungkinkan mereka yang memiliki pekerjaan menjadi lebih efisien. Tahun ini saja, Chesky memperkirakan bahwa AI akan memungkinkan para insinyur di perusahaannya menjadi 30% lebih produktif di tahun depan tanpa pajak lebih banyak orang.

Meskipun hal ini mungkin berarti lebih sedikit peran terbuka bagi pencari kerja, ini merupakan kabar baik bagi keuntungan perusahaan karena dapat mempermudah pencari kerja untuk membangun perusahaan mereka sendiri hingga pada akhirnya menciptakan pasar kerja yang lebih kuat.

Baca Juga: CEO Airbnb Brian Chesky: Kehadiran AI Akan Sama Dampaknya Seperti Revolusi Industri

"Saya pikir siapa pun dapat melakukan apa yang hanya diizinkan oleh seorang insinyur perangkat lunak lima tahun lalu, itu akan luar biasa bagi banyak orang," kata Chesky, mengutip Business Insider di Jakarta, Selasa (20/6/23). "Ini akan sangat mengganggu orang lain."

Sementara banyak orang di dunia bisnis mengatakan AI dapat berdampak besar pada inovasi dan ekonomi, para pemimpin bisnis, termasuk Warren Buffett dan Elon Musk justru skeptis. Musk percaya ada pro dan kontra terhadap AI dan mengatakan perlu ada regulasi untuk memastikan dampaknya positifnya, bahkan jika itu berarti perkembangan AI dapat melambat.

Bulan lalu, pelopor AI, termasuk OpenAI dan Google DeepMind menandatangani surat yang mengklaim bahwa teknologi tersebut menimbulkan risiko bagi keberadaan umat manusia jika dibiarkan berkembang tanpa regulasi.

"Mengurangi risiko kepunahan AI harus menjadi prioritas global bersama risiko skala sosial lainnya seperti pandemi dan perang nuklir," kata para pemimpin AI dalam surat mereka, yang diposting di Pusat Keamanan AI untuk mendesak pembuat kebijakan untuk mengatur pertumbuhannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: