Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Capai NZE Perlu Hindari Distraksi Berbahaya, dari Gasifikasi Batu Bara hingga PLTN

Capai NZE Perlu Hindari Distraksi Berbahaya, dari Gasifikasi Batu Bara hingga PLTN Kredit Foto: Spiegel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Managing Director 350.org Asia, Sisilia Nurmala Dewi mengatakan, untuk menuju tercapainya Net Zero Emission (NZE) dengan melakukan transisi energi dari fosil ke energi terbarukan harus memperhatikan distraksi berbahaya di dalamnya.

Ia menilai dalam mencapai NZE memang banyak sekali cara untuk menujunya, namun semua itu harus dilakukan secara adil.

"Kita perlu menghindari distraksi berbahaya (dalam transisi energi)," ujar Sisilia dalam diskusi virtual, Selasa (20/6/2023).

Baca Juga: IBEKA: Dana JETP Harus Diberikan pada Masyarakat, Bukan Kelompok Tertentu

Sisilia mencontohkan, distraksi berbahaya pertama dalam menuju NZE di Indonesia adalah dengan melakukan pencairan atau gasifikasi batu bara.

Menurutnya, batu bara sendiri meskipun sudah melalui proses gasifikasi masih tetap merupakan bahan bakar yang bersumber dari fosil dan juga masih menyebabkan emisi karbon yang tinggi. 

"Pencairan dari batu bara karena dia masih fossil fuel, dia tidak mengurangi emisi," ujarnya. 

Lanjutnya, distraksi lainnya adalah nuklir. Menurutnya, untuk dapat mengembangkan atau membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan juga memakan waktu panjang.

"Kemudian nuklir karena biayanya sangat banyak, dari duit JETP mungkin setengahnya. Kita enggak mau itu, dia sangat mahal, satu. Kedua, membangunnya sangat panjang," ucapnya. 

Ia melanjutkan, dalam pembangunan satu Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) setidaknya akan memakan waktu delapan tahun dan akan melebihi jangka waktu yang ditargetkan untuk dapat menekan emisi karbon yang tinggi pada 2030.

"Satu PLTN bisa makan (waktu) delapan tahun dan delapan tahun kalau dari sekarang berarti 2031. Lost the chance actually reduce emission yang punya dampak dari krisis iklim," ungkapnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: