Pemerintah Indonesia telah menetapkan Hari Raya Iduladha atau lebaran haji jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023. Sementara itu, pemerintah Arab Saudi menetapkan puncak ibadah haji atau wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah atau 27 Juni 2923.
Proses pemberangkatan umat muslim yang akan beribadah haji ke Tanah Suci pun telah dilakukan secara bertahap, baik jemaah asal Indonesia maupun jemaah negara lainnya. Nantinya, para jemaah akan melaksanakan rangkaian ibadah haji selama berada di Tanah Suci.
Kuota Haji 2023
Ibadah haji adalah ibadah wajib yang dilakukan oleh seluruh umat muslim yang mampu. Setiap tahunnya, jutaan umat muslim dari seluruh dunia datang ke Mekah untuk beribadah haji. Meski aktivitas haji sempat menurun akibat pandemi Covid-19, kini ibadah haji dapat dilakukan dengan normal kembali, termasuk mengenai kuota jemaah haji yang datang ke Mekah.
Merujuk pada Keputusan Menteri Agama Nomor 189 Tahun 2023 tentang Kuota Haji Indonesia 1444 H/2023 M, ditetapkan bahwa kuota haji Indonesia 1444 H/2023 M berjumlah 221.000 jemaah. Dengan adanya tambahan kuota sebanyak 8.000 jemaah, total kuota haji Indonesia tahun 1444 H/2023 M menjadi 229.000 jemaah.
Untuk diketahui, Indonesia merupakan negara dengan kuota haju terbanyak pada tahun ini. Empat negara dengan kuota hati terbanyak berikutnya adalah Pakistan (179.210 jemaah), India (175.025 jemaah), Bangladesh (127.198 jemaah), dan Nigeria (95.000 jemaah).
Melansir data Arabian Business, diperkirakan ada dua juta jemaah dari seluruh dunia yang akan melakukan ibadah haji di Tanah Suci pada tahun 2023. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2022 lalu yang sebanyak satu juta jemaah.
Pendapatan Arab Saudi dari Ibadah Haji
Mengingat bahwa ibadah haji dilakukan setiap tahunnya, bisa dibayangkan seberapa besar pendapatan Arab Saudi dari haji, nilainya ditaksir mencapai ratusan miliar rupiah setiap tahunnya.
Merujuk Global Destination Cities Index yang dirilis oleh Mastercard, Arab Saudi mampu meraih pendapatan sebesar US$20 miliar atau setara dengan Rp300 triliun pada tahun 2018 dari penyelenggaraan ibadah haji. Pendapatan tersebut diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai US$30 miliar atau setara dengan Rp450 triliun.
Terlebih lagi, belum lama ini Raja Salman bin Abdulaziz telah memperluas Masjidil Haram di Mekah sehingga bisa menampung hingga 300.000 jemaaah tambahan.
"Tidak seperti (sektor energi), di mana Arab Saudi selalu khawatir tentang pesaing di masa depan. Di bidang haji dan umrah, mereka dijamin tidak memiliki persaingan," ungkap Direktur Penelitian di Bahrain, Omar Al-Ubaydli dilansir dari CNN, Rabu, 21 Juni 2023.
Pendapatan Arab Saudi dari Haji vs Minyak
Kendati ibadah haji menjadi sumber pendapatan abadi, nyatanya kontribusi haji dan umrah terhadap pundi-pundi Arab Saudi masih lebih kecil daripada pendapatan dari komoditas minyak mentah.
Dilansir dari berbagai sumber, haji dan umrah berkontribusi sebesar 3%-7% terhadap PDB Arab Saudi/ Sementara itu, pendapatan ekspor minyak menyumbang hingga 46% terhadap PDB.
Sebagaimana diketahui, Arab Saudi memiliki Saudi Aramco, perusahaan minyak yang menjadi keran pendapatan jumbo bagi negara tersebut. Sepanjang tahun 2022, Aramco membukukan kenaikan laba sebesar 46% menjadi US$161,1 miliar. Kenaikan tersebut menjadi rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir. Arab Saudi diketahui memiliki cadangan minyak terbesar kedua, yakni mencapai 267 miliar barel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait:
Advertisement