Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

CleanSpark Beli Dua Kampus Penambangan Bitcoin Seharga Rp138 Miliar

CleanSpark Beli Dua Kampus Penambangan Bitcoin Seharga Rp138 Miliar Kredit Foto: Unsplash/André François McKenzie
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan penambangan kripto, CleanSpark bergerak maju dengan ekspansi infrastruktur agresifnya di Amerika Serikat (AS) dengan mengakuisisi dua fasilitas penambangan Bitcoin (BTC) dalam kesepakatan tunai senilai US$9,3 juta (Rp138 miliar).

Dilansir dari laman Cointelegraph pada Kamis (22/6/2023), menurut pengumuman 21 Juni, dua fasilitas yang akan dibeli CleanSpark adalah kampus penambangan dengan fasilitas jual beli kripto dan bursa mata uang kripto untuk mata uang fiat (turnkey) Bitcoin di Dalton, Georgia.

Dengan penambangan turnkey, pengguna dapat membeli rig penambangan Bitcoin yang dirakit, dikonfigurasi, dan dioptimalkan untuk digunakan di ladang penambangan.

Baca Juga: Bitcoin Melesat 36% YoY setelah China Peringatkan BTC Bakal 'Menuju Nol'

Fasilitas tersebut akan menampung lebih dari 6.000 Antminer S19 XPs dan S19J Pro+s, yang diperkirakan akan menambah sekitar 1 exahash per second (EH/s) ke tingkat hash CleanSpark setelah kesepakatan selesai.

Menurut CEO CleanSpark, Zach Bradford, infrastruktur yang baru diakuisisi akan memungkinkan perusahaan mencapai target 16 EH/d pada akhir tahun.

Pembelian tersebut mengikuti beberapa akuisisi lain oleh CleanSpark dalam beberapa bulan terakhir, meskipun profitabilitas penambangan BTC merosot selama pasar bearish. Pada April, perusahaan mengumumkan pembelian 45.000 rig Antminer S19 XP seharga US$144,9 juta (Rp2,1 triliun), yang diperkirakan akan menambah daya penambangannya sebesar 6,4 EH/dtk.

Pada Februari, CleanSpark menambahkan 20.000 unit Antminer S19j Pro+ baru ke dalam portofolionya seharga US$43,6 juta (Rp651 miliar), yang diharapkan dapat menambah 2,44 EH/dtk ke daya komputasinya. Beberapa minggu sebelumnya, perusahaan mengumumkan ekspansi senilai US$16 juta (Rp238 miliar) di fasilitasnya di Georgia, dengan 15.000 rig baru.

Profitabilitas penambangan Bitcoin telah turun menjadi US$0,066 (Rp985) per TH/s per hari pada saat penulisan, turun dari puncaknya US$0,40 (Rp5.974) pada Juni 2019, menurut data dari Hashrate Index.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: