Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cara Cepat Membaca Laporan Keuangan dengan Mudah, Langsung Jadi Warren Buffett!

Cara Cepat Membaca Laporan Keuangan dengan Mudah, Langsung Jadi Warren Buffett! Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Investor Warren Buffett menjadi kaya raya berkat investasi yang ciamik di berbagai perusahaan saat harga atau nilai mereka masih murah. Berpuluh tahun kemudian, harga saham perusahaan itu melonjak dan Buffett mendapatkan keuntungan yang luar biasa.

Itulah mengapa Perencana Keuangan dan Founder Finansialku.com, Melvin Mumpuni mengajarkan cara membaca laporan keuangan agar kamu bisa mencium bau-bau cuan ketika hendak membeli saham. Dengan memahami ini, syukur-syukur kamu bisa jadi the next Warren Buffett.

Mengutip YouTube Finansialku.com, yuk disimak!

Baca Juga: Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak Sampai Kuliah, Ternyata Tidak Susah!

1. Laporan Laba Rugi (income statement)

Pertama yang harus kita perhatikan adalah Laporan Laba Rugi (income statement), mulai dari penjualan dan biaya modal, maka akan mendapatkan keuntungan kotor.

Lalu biaya lainnya atau pengeluaran operasional yang mencakup biaya iklan dan promosi, gaji karyawan, pengeluaran internet, listrik, air dan lain sebagainya, termasuk penyusutan aset. Setelah itu, keuntungan kotor di atas dikurangi pengeluaran operasional, maka didapatkan keuntungan dari kegiatan operasional, ditambah pemasukan dan pengeluaran lainnya, maka didapatkan penghasilan sebelum pajak.

Setelah itu, penghasilan tersebut dikurangi pajak penghasilan, maka akan didapatkan pendapatan bersih.

2. Neraca (balance sheet)

Di dalam neraca atau balance sheet, akan ada dua kolom yaitu aset dan liabilitas. Keduanya, harus seimbang.

Di dalam kolom aset, terdapat aset lancar, aset tetap dan intangible aset. Aset lancar terdiri dari kas hingga persediaan bahan baku. Kemudian, aset tetap terdiri dari gedung hingga mesin yang digunakan untuk produksi. Sementara intangible asset berbentuk seperti nilai dari legalitas merek.

Lanjut ke liabilitas, terdrii dari liabilitas lancar, liabilitas tetap dan ekuitas. Liabilitas lancar terdiri dari utang supplier hingga pajak yang belum dibayar. Liabilitas tetap terdiri dari utang mesin/barang. Kedua liabilitas ini harus dijumlahkan terlebih dahulu agar tidak tercampur nilainya.

Lalu ada ekuitas yang terdiri dari modal disetor dan laba ditahan.

Baik antara total aset dan total liabilitas + ekuitas, keduanya harus bernilai sama.

3. Arus kas (Cashflow)

Dalam semua aspek bisnis, arus kas atau cashflow adalah hal terpenting. Arus kas bisnis berasal dari kegiatan operasional, kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan. Pebisnis harus bisa mengkategorikan arus kas ini secara cermat.

Kegiatan operasional terdiri dari penjualan, pembayaran bahan baku, pengeluaran operasional hingga pajak. Kemudian, kegiatan investasi adalah pembelian kendaraan hingga mesin. Lalu, kegiatan pendanaan adalah penambahan modal, misalnya pinjaman dari bank.

Kemudian, jumlahkan seluruh cash flow dikurangi cashflow awal tahun, maka akan didapatkan cashflow akhir tahun.

4. Perubahan ekuitas/modal (equity statement)

Sepanjang perusahaan berjalan, pastinya akan ada perubahan modal, bagi hasil atau dividen, dan lain sebagainya.

Maka, perhitungannya adalah saldo awal dijumlahkan dengan investasi/saham baru dan pendapatan bersih. Jumlah tersebut kemudian dikurangi pembagian dividen, maka akan didapatkan total hasil perubahan modal.

Jika kamu sudah memahami ini, maka akan mudah bagi kamu untuk membaca laporan keuangan perusahaan. Pastikan, ekuitas, utang hingga pendapatan berada dalam jalur yang baik, maka perusahaan sudah pasti akan bertumbuh.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: