Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dorong Pengelolaan Hutan Berkelanjutan, PEFC Luncurkan Panduan tentang Serat Selulosa Buatan Manusia untuk Industri Pakaian Retail

Dorong Pengelolaan Hutan Berkelanjutan, PEFC Luncurkan Panduan tentang Serat Selulosa Buatan Manusia untuk Industri Pakaian Retail Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC), organisasi sertifikasi hutan terkemuka di dunia, dengan senang hati mengumumkan peluncuran whitepaper terbarunya berjudul "Meningkatkan Keberlanjutan melalui Sumber Man-made Cellulosic Fibres (MMCF)/Serat Selulosa Buatan Manusia yang Berdampak Positif pada Hutan: Panduan bagi Brand dan Penjual Pakaian Retail".

Panduan komprehensif ini memberdayakan brand dan penjual pakaian retail untuk mengadopsi praktik pengadaan yang bertanggung jawab terhadap serat selulosa buatan manusia (MMCF) dengan menekankan pentingnya pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

Baca Juga: Indonesia Re International Conference 2023, Berbagi Strategi untuk Membangun Sektor Asuransi yang Berkelanjutan

Whitepaper PEFC menggali makna dari pengadaan sumber bahan baku yang berkelanjutan dalam industri fashion, dengan fokus khusus pada material MMCF/Serat Selulosa Buatan Manusia dan risiko lingkungan dan sosial yang berpotensi terkait dengan hutan.

Whitepaper ini memberikan pemahaman yang jelas tentang bagaimana pendekatan komprehensif PEFC terhadap pengelolaan hutan yang berkelanjutan secara efektif mengurangi risiko tersebut dan mempromosikan pelestarian dan kesejahteraan ekosistem hutan.

Selain itu, whitepaper ini menawarkan solusi praktis bagi merek untuk memastikan pelacakan material MMCF/Serat Selulosa Buatan Manusia, memungkinkan mereka untuk membuat klaim yang dapat diverifikasi mengenai pengadaan bahan baku yang bertanggung jawab.

Industri fashion, yang sangat bergantung pada sumber daya alam dan tenaga kerja khusus, menghadapi konsekuensi yang besar ketika implikasi lingkungan dan sosial tidak dipertimbangkan sepanjang rantai nilai produk. Mengingat, serat selulosa buatan manusia sebagian besar berasal dari bahan baku berbasis hutan, penting untuk menyadari risiko potensial yang dapat timbul pada tingkat hutan dan secara proaktif mengatasinya.

Pengelolaan hutan yang berkelanjutan mencakup berbagai langkah untuk mengatasi isu-isu kunci seperti kehilangan keanekaragaman hayati, degradasi hutan, deforestasi, dan risiko terhadap pekerja dan masyarakat hutan.

Dengan mendukung pengelolaan hutan yang berkelanjutan, merek berkontribusi pada masa depan yang berdampak positif terhadap hutan dengan melindungi spesies yang terancam punah, memulihkan ekosistem hutan, mempromosikan keanekaragaman hayati, mencegah deforestasi, dan memastikan kondisi kerja yang aman dan adil sambil menghormati hak-hak masyarakat adat.

"Kami sangat senang meluncurkan whitepaper ini, yang mengatasi kebutuhan mendesak akan praktik pengadaan yang bertanggung jawab di industri fashion," kata Julia Kozlik, Kepala Program Tekstil di PEFC.

Baca Juga: Tingkatkan Kinerja Perusahaan Yang Berkelanjutan, Taspen Gelar Program Taspen Culture Festival

Untuk mengunduh whitepaper dan mengakses wawasan berharga, silakan kunjungi https://treee.es/DownloafForm-WP-mpĀ 

Mari bergabung dalam memajukan praktik sumber MMCF yang bertanggung jawab dan membuat dampak positif bagi masa depan hutan kita.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel:

Berita Terkait