Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siap-siap! 29 Negara Bakal Hadiri Pertemuan Menlu ASEAN di Indonesia, Bahas Apa Saja?

Siap-siap! 29 Negara Bakal Hadiri Pertemuan Menlu ASEAN di Indonesia, Bahas Apa Saja? Kredit Foto: Kemenlu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyampaikan akan ada 29 perwakilan negara yang hadir dalam rangkaian pertemuan ASEAN Ministerial Meeting/Post Ministerial Conference (AMM/PMC) di Jakarta, pada 11-14 Juli 2023 mendatang.

"Akan diikuti oleh 29 negara, plus ASEAN Secretariat, plus Uni Eropa. Tingkat kehadiran pada tingkat Menlu sangat tinggi. Hingga hari ini sudah terdaftar 1.165 delegasi dan 493 wartawan yang akan hadir di rangkaian AMM/PMC," ungkap Retno, dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (7/7/2023).

Baca Juga: Temui Presiden Mongolia, Menlu Retno Bahas 6 Isu Penting bagi Indonesia dan Dunia

Retno menjelaskan, AMM/PMC merupakan salah satu mekanisme ASEAN yang memiliki peran penting sebagai convening power, di mana culture of communication, culture of dialogue, terus berusaha dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip Piagam PBB, Piagam ASEAN dan Hukum Internasional.

"Dalam kaitan ini dan untuk menjaga stabilitas, perdamaian dan ketahanan ekonomi kawasan, beberapa hal yang akan dikedepankan dalam pertemuan AMM/PMC kali ini," ujarnya.

Pertama, kata Retno, yakni bahasan terkait upaya memperkuat penegakan prinsip-prinsip di ASEAN Charter dan berbagai tata perilaku seperti TAC, SEANWFZ, maupun AOIP guna terciptanya perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran kawasan.

Kedua, lanjut dia, upaya untuk terus memperkuat Confidence Building Measures/CBM sambil mulai memperkuat preventive diplomacy.

"Dalam kaitan ini, saya akan mendorong agar mekanisme China, Japan, Korea dapat direvitalisasi kembali. Mekanisme ini sangat penting bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan," imbuhnya.

Ketiga, sambung Retno, mendorong Nuclear Weapon States (NWS) untuk aksesi Protokol Traktat SEANWFZ. Lalu, keempat menyelesaikan Guidelines untuk mempercepat penyelesaian negosiasi Code of Conducts di Laut Cina Selatan.

"Kelima menyelesaikan pembentukan ASEAN Maritime Outlook. Outlook ini akan menjadi dokumen yang sangat strategis untuk memperkuat sinergi dan menghindari duplikasi kerja sama maritim, yang selama ini dilakukan oleh 12 badan sektoral ASEAN dan dan sebagai rujukan negara mitra dalam kerja sama maritim dengan ASEAN," jelasnya.

Keenam, kata Retno, membahas kerja sama konkret dalam rangka memperkuat ketahanan pangan, arsitektur kesehatan kawasan, penguatan kerja sama maritim, dan transisi energi termasuk ekosistem kendaraan listrik.

"Hasil pembahasan dari berbagai isu ini akan disampaikan ke KTT ke-43 bulan September mendatang," tuturnya.

Ketujuh, lanjut Retno, untuk pertama kalinya implementasi ASEAN Outlook on the Indo Pacific diarusutamakan dalam pembicaraan dengan negara mitra, dengan fokus pada pembahasan kerja sama konkret.

Baca Juga: Hadiri Pertemuan Menlu Perempuan Pertama di Dunia, Retno Marsudi Usulkan 4 Ide Besar Ini

Terakhir, kedelapan, untuk pertama kalinya juga ASEAN meng-engage IORA dan PIF sebagai bagian dari pelaksanaan AOIP untuk menjaga stabilitas dan perdamaian Kawasan.

"Engagement dengan IORA dan PIF akan dilakukan pada KTT September nanti. Roadmap MoU kerja sama sekretariat antara ASEAN sekretariat dengan PIF sekretariat dan terus dimatangkan," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: