Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Strategi dan Langkah CEO Fresh Factory Kembangkan Bisnis Rantai Pasok Gudang Pendingin

Strategi dan Langkah CEO Fresh Factory Kembangkan Bisnis Rantai Pasok Gudang Pendingin Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri

Sudah mendekati akhir tahun, kira-kira ada rencana apa ke depan untuk Fresh Factory?

Menambahkan infrastruktur mulai dari operasi gudang, fleet yang itu ada first-mile, mid-mile last-mile, mau itu bentuk truk, motor, kargo, apa pun itu.

Dari penambahan segmen, tadi saya sudah sebutkan. Sudah mulai dan akan diseriusi. 

Fresh Factory ini masuk dalam wadah akselerator startup Y Combinator. Sebagai mitra, ada langkah strategis membuat Fresh Factory—mungkin masuk ke kancah global? 

Kami di-invest malah sejak dua tahun lalu pada tahun 2020. Kami apply ke Y Combinator.

Soal ke luar negeri. Begini. mimpi pasti ada, tapi Indonesia sendiri kan luas, sehingga kami ingin fokus dulu di Indonesia.

Kalau bicara mimpi, pasti dong. Ngomongin Asia Tenggara saja, Indonesia ini menjadi negara rujukan. Infrastruktur e-commerce kita, situasi e-commerce kita, itu tuh jauh lebih advance dibanding negara-negara luar itu.

Jadi, menurut saya, jika Anda menaklukan Indonesia, selanjutnya bakal gampang. Indonesia kalau ngomongin cold chain (rantai dingin), paling susah dibanding Malaysia dan Vietnam. Paling susah sinilah. Di sini pulau kita banyak begitu. Jadi, kita bersihkan di sini dulu. Kalau di sini sudah sukses, sudah jalan, barulah ekspansi dan sebagainya.

Mimpi ada kok, masa jadi pemain kandang doang?

Lalu untuk dua tahun mendatang, apa targetnya? 

Oh, jadi Elon Musk saya (tertawa dan disambut tawa jurnalis lainnya). 

Tentunya kami ingin menjadi pemain yang signifikan di industri rantai dingin Indonesia, itu satu. Tetapi dengan cara-cara yang lebih startup atau lebih modern. Di situlah sistem teknologi akan berperan sangat penting. Baik itu dari segi perangkat lunak (software) seperti WMS atau warehouse management system atau pun transportation management system yang memang sangat ramah rantai dingin.

Kedua, IoT, internet of things ya. Di dunia cold storage, IoT itu sangat dibutuhkan untuk sensor temperatur karena kalau temperatur turun, itu harus ada sensornya. Begitu contohnya. 

Ketiga adalah AI. Jangan lupa, cold storage itu produknya agak ekstrem. Jadi untuk semua tenant dan pelanggan menyetok barang, itu penuh kalkulasi yang sangat luar biasa. Ketika stok berlebih, dia kedaluwarsa, yang stoknya tidak berlebih, permintaannya hilang.

Makanya saya bilang, dunia cold chain dengan dunia non-cold chain, justru dunia cold chain ini sangat IT sekali, sangat memerlukan campur tangan teknologi, bukan hanya manusia dengan gudang saja.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: