Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Teknologi AI Bikin Ketar-ketir, CTO Traveloka: Justru Bisa Munculkan Profesi-Profesi Baru

Teknologi AI Bikin Ketar-ketir, CTO Traveloka: Justru Bisa Munculkan Profesi-Profesi Baru Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan membuat banyak orang khawatir pekerjaannya akan tergantikan oleh teknologi tersebut.

Namun, pandangan berbeda diutarakan oleh Ray Frederick Djajadinata, Chief Technology Officer Traveloka. Ia melihat adanya profesi-profesi baru yang bisa dimunculkan teknologi tersebut.

“Berdasarkan pengalaman-pengalaman serupa mengenai perkembangan teknologi yang diprediksi (dapat) menggantikan berbagai profesi, kita juga bisa lihat munculnya profesi-profesi baru. Contohnya, bagaimana Photoshop yang diprediksi akan menggantikan profesi designer. Namun, di situ ternyata muncul profesi baru yang disebut UX designer,” ujarnya dalam diskusi virtual Revolusi AI: Peluang dan Tren Pembangunan Berbasis AI di Indonesia yang dihelat Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Kamis (13/7/2023).

Baca Juga: Investree Pilih Credgenics Manfaatkan Kecerdasan Buatan (AI) dalam Penagihan Pinjaman

Ia menyebut ada keterkaitan antara perkembangan AI dan perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Seiring dengan berkembangnya AI, permintaan terhadap pekerjaan di sektor tersebut meningkat pesat. Ia sendiri menyayangkan banyaknya permintaan terhadap pekerjaan di bidang tersebut yang belum terpenuhi karena belum optimalnya keterampilan SDM.

“Saya bisa kutip dari laporan World Economic Forum bahwa AI dan Machine Learning Specialist tergolong sebagai pekerjaan yang mengalami pertumbuhan permintaan yang sangat tinggi. Sayangnya, pada saat yang bersamaan, tenaga kerja yang tersedia di labor market ini belum bisa memenuhi permintaan tersebut,” bebernya.

Ray menekankan beberapa hal penting yang harus diperhatikan terkait perkembangan teknologi ini. Ia mengatakan bahwa kemampuan penyelesaian masalah harus terus diperhatikan dalam pembangunan talenta. Hal ini dikarenakan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah masalah yang kompleks dan tidak bisa diselesaikan oleh teknologi AI saja.

“Pembangunan talenta di sektor teknologi perlu terus dilakukan dengan memperhatikan kemampuan problem solving. Karena kalau kita melihat masalah-masalah yang kita hadapi di bisnis di sehari-hari itu masalah yang sangat kompleks. Bukan masalah yang dengan gampangnya diberikan ke AI untuk menyelesaikan masalah tersebut,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa manusia harus tetap menguasai aspek-aspek fundamental. Mengingat, teknologi AI dijalankan oleh mesin yang belum sepenuhnya benar dan terkadang menghasilkan sesuatu yang keliru.

“Kita harus tetap punya fundamental untuk tahu apa yang salah dan apa yang benar,” tutupnya.

Baca Juga: Microsoft Gunakan Kecerdasan Buatan (AI) ke Semua Produknya, Manusia Kerja Apa?

Untuk diketahui, AI adalah ilmu dan rekayasa pembuatan mesin cerdas yang melibatkan mekanisme untuk menjalankan suatu tugas menggunakan komputer. Sehingga, AI merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan sistem komputer, perangkat lunak, program, dan robot untuk “berpikir” secara cerdas layaknya manusia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: