Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kurangi Risiko Gagal Bayar, Ini Langkah Transformasi Bisnis Waskita Beton

Kurangi Risiko Gagal Bayar, Ini Langkah Transformasi Bisnis Waskita Beton Kredit Foto: Rena Laila Wuri
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Waskita Beton Precast Tbk atau WSBP menerapkan berbagai strategi untuk memitigasi timbulnya risiko gagal bayar, baik kepada para kreditur dan vendor maupun dari pelanggan. Hal ini disampaikan Vice President of Corporate Secretary WSBP, Fandy Dewanto, dikutip dari rilis, Minggu (16/7/2023).

"Manajemen berkomitmen memastikan pemenuhan hak-hak para kreditur dan vendor melalui penyempurnaan proses bisnis dan penguatan tata kelola serta manajemen risiko," jelas Fandy.

Baca Juga: Waskita Beton Target Selesaikan Suplai Proyek Kamojing Telar Barugbug pada Kuartal Tiga Tahun Ini

Adapun strategi yang diimplementasikan tersebut mencakup peningkatkan pangsa pasar proyek non-Waskita Group. Kemudian, pihak WSBP akan elektif dalam mengambil kontrak kerja atau pesanan baru. Lalu, membentuk komite manajemen risiko dan meningkatkan efisiensi pada proses produksi.

WSBP terus memperkuat jaringan pemasaran untuk meningkatkan pangsa pasar proyek non-Waskita Group seperti proyek yang berasal dari Pemerintah, BUMN, dan Swasta. Hal tersebut dilakukan guna mengurangi ketergantungan WSBP pada satu sumber pendapatan saja.

Implementasi dari strategi tersebut dapat terlihat pada capaian kontrak baru WSBP per bulan Mei 2023 dengan sekitar 66% kontrak baru diperoleh WSBP telah berasal dari proyek non-Waskita Group.

Selain diversifikasi portofolio pelanggan, WSBP juga sangat selektif dalam mengambil pesanan atau mengikuti proyek baru. Manajemen WSBP melakukan due diligence yang komprehensif mengenai kemampuan finansial calon pelanggan. Langkah ini diambil dalam rangka memitigasi timbulnya risiko gagal bayar dari pelanggan kepada WSBP sehingga berdampak pada kondisi keuangan perusahaan.

"WSBP berupaya meminimalisasi piutang tak tertagih dari pelanggan," jelas Fandy. "Oleh sebab itu, kini kami meningkatkan kehati-hatian dalam melaksanakan proyek baru. Kami analisis kelayakan proyek dan kemampuan bayar dari calon pelanggan," tambahnya.

Dalam rangka melakukan analisis, WSBP telah membentuk Komite Tata Kelola dan Manajemen Risiko atau Komite TKMR. Komite tersebut beranggotakan personil dari berbagai bidang seperti teknis operasional, keuangan, K3LMP, hingga bidang hukum.

Komite TKMR bertugas melakukan analisis atas kelayakan proyek atau pesanan baru serta memformulasikan langkah-langkah mitigasi atas risiko yang mungkin timbul dalam pengerjaan pesanan.

Baca Juga: Jam Terbang Sudah Tinggi, Waskita Dinilai Mampu Garap Infrastruktur IKN

"Proyek atau pesanan baru WSBP terlebih dahulu ditelaah secara mendalam oleh anggota Komite dengan tanpa mengurangi agilitas WSBP dalam menangkap peluang pasar," kata Fandy.

Lebih lanjut, WSBP juga senantiasa meningkatkan efisiensi dalam proses produksi sehingga dapat meningkatkan margin keuntungan yang diperoleh dari setiap pesanan dan proyek yang dikerjakan. Upaya efisiensi yang dilakukan mencakup digitalisasi proses produksi, pengaplikasian metode kerja yang lebih efisien, hingga inovasi teknis produk.

"WSBP memastikan bahwa efisiensi tidak akan memengaruhi kualitas maupun waktu pengerjaan produk," jelas Fandy. "Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama kami," tutup Fandy.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: