Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLN Teken Perjanjian Layanan REC ke Tiga Perusahaan Manufaktur

PLN Teken Perjanjian Layanan REC ke Tiga Perusahaan Manufaktur Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT PLN (Persero) siap menyalurkan energi bersih melalui layanan Renewable Energy Certificate (REC) ke tiga perusahaan industri manufaktur dengan total 200 gigawatt hour (GWh). 

Tiga perusahan yang baru saja meneken perjanjian penyediaan REC PLN ini, yakni PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, PT Parkland World Indonesia, dan PT PZ Cussons Indonesia.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, nantinya PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk akan menyerap 180.000 unit REC PLN setara dengan 180 GWh energi terbarukan, PT Parkland World Indonesia menyerap 5.000 unit setara dengan 5 GWh, serta PT PZ Cussons Indonesia dengan 15.000 unit REC PLN setara dengan 15 GWh.

Baca Juga: Celios: Pemerintah Daerah Perlu Terlibat Aktif dalam Proses Pensiun Dini PLTU

Darmawan menyebut REC adalah salah satu inovasi produk hijau PLN dalam membuka kesempatan pelanggan untuk ikut berpartisipasi dalam penurunan emisi. Selain itu, memudahkan pelanggan mendapatkan pengakuan atas penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) secara internasional.

"Lewat REC, para pelanggan juga dapat turut berpartisipasi dalam menurunkan emisi, mengubah dari energi kotor ke energi yang ramah lingkungan. Kami berkomitmen untuk menyediakan energi bersih (listrik hijau) untuk mendukung terciptanya green industry di Indonesia," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (20/7/2023). 

Darmawan menambahkan, REC merupakan produk PLN yang ditawarkan kepada seluruh masyarakat maupun perusahaan yang mendukung terciptanya energi bersih. Langkah ini sebagai upaya mencapai target pengurangan emisi karbon menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

"Harapannya, melalui penandatanganan ini semakin banyak perusahaan menggunakan REC PLN. Hal itu dilakukan guna mencapai misi besar berkurangnya emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada tahun 2030 dan mencapai NZE pada tahun 2060," ujarnya.

Lanjutnya, REC PLN merupakan produk kerja sama PLN dan Clean Energy Investment Accelerator (CEIA), yang menjadi bukti kepemilikan sertifikat berstandar internasional untuk produksi tenaga listrik yang dihasilkan dari pembangkit energi terbarukan.

REC dari PLN ini menggunakan sistem pelacakan elektronik dari APX TIGRs yang berlokasi di California, Amerika Serikat, untuk memastikan setelah sertifikat diterbitkan, tidak dapat dibeli atau dijual ke pihak lain. Seluruh proses telah diverifikasi sehingga memenuhi standar internasional.

Baca Juga: Revolusi Mental Jokowi Gagal dalam Transisi Energi

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: