Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadapi Persaingan Ketat, Motorola Ubah Strategi Bisnis hingga Diakuisisi Google & Lenovo

Hadapi Persaingan Ketat, Motorola Ubah Strategi Bisnis hingga Diakuisisi Google & Lenovo Kredit Foto: REUTERS/Nacho Doce
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam upaya untuk bertahan di pasar yang semakin kompetitif, Motorola melakukan perubahan strategis dengan membagi bisnisnya menjadi dua divisi, yaitu Motorola Solutions dan Motorola Mobility. Divisi Motorola Solutions berfokus pada solusi dan perangkat komunikasi untuk sektor bisnis dan industri, sedangkan Motorola Mobility melanjutkan fokusnya pada ponsel cerdas dan produk konsumen.

CEO dan Co-founder Corporate Innovation Asia (CIAS) Indrawan Nugroho menjelaskan kegagalan Motorola dalam menjalani bisnisnya adalah karena terlalu percaya diri dan mereka enggan berinovasi, serta hanya berfokus pada varian Razr V3.

“Motorola hanya fokus mengutak-atik varian Razr V3. Padahal di waktu yang sama, Apple sudah mulai gerak meluncurkan iPhone, ponsel cerdas alias smartphone yang trendi. iPhone mampu membuat orang jatuh cinta dan memilihnya. Apalagi kemudian muncul BlackBerry dengan segala fiturnya yang akhirnya ikut mendorong Motorola jatuh, lalu tenggelam,” jelas Indrawan dikutip dari kanal Youtube-nya pada Jumat (21/07/2023).

Baca Juga: Masa Kejayaan dan Kejatuhan Motorola, dari Pionir Telekomunikasi hingga Saham Hanya US$13

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Motorola melakukan serangkaian langkah strategis, termasuk rebranding dan peningkatan fokus pada inovasi produk.

Pada Maret 2008, Motorola membagi bisnisnya menjadi dua bagian, yaitu Motorola Solutions dan Motorola Mobility. Selama masa perubahan, Motorola menghadapi tantangan eksternal dan internal yang memengaruhi perjalanan merek mereka.

“Meskipun demikian, pemisahan itu baru benar-benar terealisasi pada tahun 2011. Setelah dipisah, Motorola Mobility hanya bertahan satu tahun dan dijual ke Google pada tahun 2012 seharga US$12,5 miliar,” ungkap Indrawan.

Namun, Google pun menyerah karena gagal mengembangkan bisnis ponsel Motorola dan menjual Motorola ke Lenovo seharga US$2,91 miliar. Untuk mengatasi situasi ini, Motorola menjalin kemitraan dengan mitra industri yang kuat. Perusahaan teknologi asal Tiongkok, Lenovo mengakuisisi Motorola Mobility, kemudian mengubah merek menjadi Moto by Lenovo pada 2014.

“Akhirnya Google menjual Motorola Mobility ke Lenovo seharga US$2,91 miliar. Dengan akuisisi oleh Lenovo, brand perangkat Motorola beserta portofolio produknya seperti Moto X, Moto G, Moto E, dan DROID, menyatu dengan Lenovo,” pungkasnya.

Baca Juga: Fokus untuk UMKM dan Korporasi, Samsung Luncurkan Ponsel A14 LTE dan A34 5G

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: