Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dukung Literasi Keuangan, Warta Ekonomi Helat Diskusi melalui Indonesian Financial Literacy Conference 2023

Dukung Literasi Keuangan, Warta Ekonomi Helat Diskusi melalui Indonesian Financial Literacy Conference 2023 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Warta Ekonomi mendukung perkembangan literasi finansial dan inklusi digital di Indonesia melalui program inisiatifnya, Indonesian Financial Literacy Conference 2023 yang diadakan di Jakarta pada Jumat (21/7/2023).

Acara dengan tema Digital Financial Literacy and Digital Financial Inclusion: Core in Achieving Financial Resilience ini dikelola oleh Quadrant1 Komunika dan didukung oleh Pertamina, Pemodalan Nasional Madani (PNM), Telkom Indonesia, dan Pegadaian. 

Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen Aptika Kemenkominfo) Semuel Abrijani Pangerapan, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi sebagai pembicara utama, serta Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung sebagai pembicara untuk menutup acara. 

Baca Juga: Anak Muda Merapat! Yuk, Pelajari Cara Cari Cuan dan Merdeka Finansial

CEO Warta Ekonomi dan Co-Founder Center for Financial and Digital Literacy (CFDL) Muhamad Ihsan saat membuka acara, memaparkan soal kemudahan transaksi digital dan banyaknya perusahaan rintisan (startup) berkat adanya teknologi. Ia juga menjelaskan soal penemuan BI terkait penggunaan uang digital, di mana dalam waktu dekat BI akan meluncurkan Central Bank Digital Currency (CDBC).

Di samping itu, Ihsan menjelaskan tentang tantangan teknologi terhadap masa depan pekerjaan manusia dampak dari artificial intelligence (AI), bioteknologi, dan lain-lainnya.

“Sebuah penelitian mengatakan bahwa akibat dari artificial intelligence (AI), kelompok ekonomi yang paling atas akan makin sangat kaya, sementara yang paling bawah akan sangat miskin,” jelas Ihsan saat sesi pemaparannya.

Ihsan menambahkan, tantangan tersebut akan terjadi karena pekerjaan kelompok menengah akan digantikan oleh AI. Tantangan berikutnya adalah bioteknologi yang dapat memetakan manusia unggul sejak dini.

“Secara saintifik, masa depan anak-anak kita sudah bisa dipetakan, kita sudah bisa membuat manusia unggul. Ke depan, yang kaya makin pintar akan tetap ke atas, sementara yang kekurangan ilmu dan kekurangan uang akan ke bawah,” ujarnya.

Karena dampak teknologi tersebut, literasi digital, khususnya keuangan digital penting dilakukan. Ihsan bercerita soal dampak pinjaman online yang sekitar 42%-nya menjerat para guru. Masalah tersebut tercermin dari survei Kemenkominfo tahun 2022 yang menyatakan, indeks literasi digital Indonesia masih di skala 3,54 dari 5.

Senada dengan Ihsan, Dirjen Aptika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengamini bahwa literasi digital akan membantu menuju sebuah perubahan. Ia memaparkan dari segi lanskap ekonomi digital, saat ini terdapat 215,6 juta pengguna internet di Indonesia dan terdapat 43% perilaku membeli produk atau layanan sebanyak 1-3 kali per bulan.

“Pada tahun 2022, ada US$7,7 miliar, negara kita keriting dengan aktivitas ekonomi yang besar di ruang digital dan mereka minimal membeli produk itu, minimal satu sampai tiga kali sebulan sekali. Ini terhitung pesat saat pandemi,” paparnya.

Semuel melanjutkan, literasi digital sendiri adalah pekerjaan yang berkelanjutan untuk mengantisipasi masyarakat dari beragam penipuan, pencurian data akun, investasi bodong, jeratan pinjaman daring (online), dan sejenisnya.

“Literasi digital ini adalah suatu pekerjaan yang berkelanjutan karena selalu akan ada inovasi-inovasi, teknologi baru yang perlu diberi pemahaman ke masyarakat,” tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: