Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ada Permainan Monopoli di Bisnis Air Minum Kemasan? Ini Faktanya

Ada Permainan Monopoli di Bisnis Air Minum Kemasan? Ini Faktanya Ada Permainan Monopoli di Bisnis Air Minum Kemasan? Ini Faktanya | Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kampanye hitam di industri air minum dalam kemasan (AMDK) kembali merebak. Lagi-lagi yang menjadi korban adalah Le Minerale. Kali ini, Le Minerale dituduh di sejumlah media massa dan akun media sosial telah melakukan persaingan tidak sehat lantaran pedagang di sejumlah lokasi lebih mengutamakan menjual produknya. 

Ketika diminta tanggapannya, Dosen Ilmu Komunikasi Algooth Putranto menjelaskan tuduhan praktik persaingan tidak sehat atau monopoli adalah tuduhan serius dan bisa berujung konsekuensi hukum jika pihak yang menuduh tidak bisa membuktikannya. 

Baca Juga: Bisnis Air Minum Kemasan Dibayangi Persaingan Ketat

"Ada konsekuensi. Ini sebutannya fabricated news. Berita yang diada-adakan. Bahkan meski kasusnya diajukan ke Dewan Pers untuk mediasi, setelah ada permintaan maaf dari media, maka tidak menutup kemungkinan pihak yang masih merasa dirugikan oleh tuduhan monopoli bisa melakukan gugatan ke media tersebut," tegas Algooth, Dosen Ilmu Komunikasi sekaligus Ketua Center for Entrepreneurship, Tourism, Information and Strategy (Centris) Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta.

Sebagai informasi, sejumlah media mengulas berita bahwa terdapat sejumlah lokasi foodcourt di Bogor dan komplek olahraga Gelora Bung Karno yang menjual hanya produk Le Minerale. Berita tersebut menarasikan seolah terjadi pelarangan penjualan merek lain.

Faktanya, lokasi berbagai foodcourt tersebut telah dibantu oleh Mayora, induk Le Minerale melalui program corporate social responsibility (CSR) dengan membangun foodcourt yang bersih, secara gratis tanpa dipungut biaya sepeser pun kepada para pedagang yang notabene usaha kecil menengah (UKM) yang tidak memiliki modal untuk membangun tempat berjualan yang layak. 

Bahkan, ketika disambangi media di lokasi Foodcourt Sempur, Bogor, para pedagang mengaku menjual produk Le Minerale lantaran berterima kasih Le Minerale menjadi brand AMDK pertama yang benar-benar peduli dengan kesulitan mereka dalam mendapatkan tempat berjualan yang bersih dan tertata apik.

Agus Hermanto, Dosen Periklanan dari Univ Muhamadiyah Jakarta, sendiri menyebut yang dilakukan Le Minerale merupakan hal yang lazim dan etis di dunia marketing, yakni konsep marketing public relations, dengan strategi trade promotions.

"Dengan program CSR, Mayora atau Le Minerale membangun foodcourt gratis untuk pedagang kaki lima. Sebagai apresiasi timbal balik telah dibuatkan foodcoourt yang nyaman secara gratis, pedagang mengutamakan menjual produk Mayora atau Le Minerale di sana. Itu lazim dan etis, kok. Kalau pesaingnya seperti Aqua mau meniru CSR-nya, ya silakan saja," tegas Agus.

Baca Juga: Peneliti Bongkar Kualitas Air Minum Pengaruhi Kondisi Stunting pada Anak, Hasilnya Mencengangkan!

Safaruddin Husada, Pengajar di Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta, turut menyebutkan tujuan utama program corporate social responsibility (CSR) adalah meraih favourable opinion dari para stakeholder alias pemangku kepentingan merek tersebut.

"Dalam hal CSR Le Minerale di foodcourt Bogor maka stakeholder-nya salah satunya adalah UKM, pedagang tersebut. Jadi ya wajar pedagang tersebut senang karena mendapat benefit CSR dan berujung menjual produk Le Minerale. Itu normal," jelas Safaruddin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: