Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) tengah melaksanakan pengeboran perdana Migas Non-Konvensional (MNK) pada Blok Rokan hari ini (27/7/2023).
Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan, SKK Migas akan melakukan monitoring selama dua bulan terkait progres drilling di lapangan tersebut.
"Blok Rokan sudah mencapai target resource yang dimulai hari ini dan tetap kita monitor, mudah-mudahan kita dapat hasil yang baik untuk MNK," ujar Benny dalam acara IPA Convex, Kamis (27/7/2023).
Baca Juga: SKK Migas Beberkan Alasan Revisi Aturan Gross Split
Sementara itu, EVP Upstream Business PHR WK Rokan Edwil Suzandi mengatakan pihaknya telah menjajaki nota kesepahaman dengan mitra internasional yang terbukti berhasil mengembangkan sumber daya MNK di Amerika Serikat.
Kerja sama itu, menurutnya, sangat dibutuhkan mengingat pengembangan sumber daya MNK di WK Rokan butuh teknologi dan investasi.
"Oleh karena itu, diperlukan tahapan eksplorasi, appraisal, termasuk pilot dan demonstrasi yang terintegrasi dan terencana dengan baik," ucap Edwil lewat siaran pers beberapa waktu lalu.
Sebagaimana diketahui, MNK merupakan sumber minyak dan gas bumi yang diusahakan dari reservoir tempat terbentuknya migas dengan permeabilitas yang rendah.
Perbedaan utama eksplorasi migas konvensional dengan eksplorasi MNK terletak pada lokasi minyak di lapisan bumi. Dalam hal ini, eksplorasi migas konvensional lebih mudah terlihat mengingat letaknya yang tidak jauh dari permukaan, sedangkan MNK berada di lapisan yang lebih dalam.
MNK sendiri merupakan hidrokarbon yang terbentuk dan terkekang pada batuan reservoir klastik atau pecahan batuan dan sisa-sisa kerangka organisme yang telah mati, berbutir halus, dan punya permeabilitas yang rendah.
"Permeabilitasnya rendah di dalam zona kematangan yang hanya bernilai ekonomi apabila diproduksikan melalui pengeboran horizontal dengan teknik stimulasi multi-stage hydraulic fracturing," jabar Edwil.
Lebih lanjut, Edwil menambahkan operasi pengeboran sumur eksplorasi MNK di Sumur Gulamo akan menggunakan rig berukuran besar dengan tenaga 1.500 horsepower (HP). Sumur tersebut merupakan salah satu sumur eksplorasi vertikal yang direncanakan PHR untuk eksplorasi MNK Rokan dengan rencana kedalaman 8.559 kaki.
Sebagai gambaran, operasi eksplorasi maupun eksploitasi migas konvensional di WK Rokan umumnya menggunakan rig bertenaga 350 HP, 550 HP, dan 750 HP.
"Untuk itu, diperlukan area wellpad yang cukup luas, lebih kurang 2,5 hektare atau 2,5 kali lebih luas dari wellpad pada umumnya. Pada tahap pengembangan, ini bisa mengakomodasi sekitar delapan kepala sumur," tutupnya.
Baca Juga: Atasi Krisis Iklim, Energi, dan Ekonomi, Profesor Stanford University: Kurangi Migas!
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement