Dikabarkan bahwa Pertamina dan Petronas menggelontorkan dana hingga US$650 juta atau setara Rp9,75 triliun (kurs 15.000 per dolar AS) untuk mengakuisisi hak partisipasi atau participation interest (PI) tersebut.
Nicke menjelaskan, angka tersebut merupakan gabungan dari harga penjualan senilai US$325 juta (Rp4,91 triliun), plus additional contingent US$325 juta (Rp4,91 triliun) yang harus dibayarkan saat keputusan investasi akhir (Final Investment Decision/FID) diambil.
Ia menambahkan, porsi pembayarannya disesuaikan dengan hak partisipasi 35 persen. Dalam hal ini, Pertamina melalui PT PHE mendapat porsi 20 persen, sedangkan Petronas Masela Sdn Bhd sebesar 15 persen.
"(Nilai investasi Pertamina dan Petronas di Blok Masela) US$650 juta, itu gabungan. Jadi, kan yang diambil 35 persen yang milik Shell. Jadi, Pertamina 20 persen, (Petronas) 15 persen," imbuhnya.
Perhitungan Potensi Keuntungan bagi Ekonomi Nasional
Lapangan abadi di Blok Masela diproyeksikan akan menghasilkan 9,5 MMTPA LNG dan 150 MMSCFD gas pipa, yang merupakan produksi gas terbesar di dalam negeri. Selain itu, lapangan abadi ini juga akan menghasilkan 35.000 barel per hari kondensat.
Hanifa Sutrisna menyatakan bahwa pengelolaan lapangan abadi di Blok Masela ini akan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
“Mengutip data Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia 2016 dan Balitbang Kemenaker tahun 2017, manfaat ekonomi lapangan abadi diproyeksikan dapat meningkatkan PDB sebesar US$153 miliar serta meningkatkan pendapatan rumah tangga pada tahap konstruksi sebesar US$3 miliar dan tahap produksi sebesar US$30 miliar,” paparnya.
Pengamat ekonomi pembangunan, Izaac Tonny Matitaputty meyakini bahwa keterlibatan PHE dalam pengelolaan Blok Masela akan menggerakan roda perekonomian dan memperluas lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja lokal.
“Saya yakin karena BUMN Pertamina turut hadir dalam pengelolaan Blok Masela. Roda ekonomi akan bergerak. Karena jika dikelola dengan baik, maka ketimpangan semakin kecil, pengangguran kecil, kemiskinan semakin kecil. Saya yakin hal itu sesuai dengan visi dan misi Pertamina,” ujarnya dalam keterangannya, Jumat (28/7/2023).
Oleh karena itu, negara harus memberikan dukungan penuh terhadap proyek yang dicanangkan akan memulai jadwal produksi pada tahun 2029 mendatang.
Baca Juga: Caplok Alih Kelola Blok Masela, Pertamina Akselerasi Pelaksanaan On-Stream
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti
Advertisement