Jusuf Kalla Ungkap Modal Jadi Ketua Umum Golkar: Jangan Harap Kalau Tak Punya Rp500 Miliar
Politisi Senior Partai Golkar, Jusuf Kalla, mengungkap modal awal untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Hal ini dibeberkannya saat menjadi pembicara kunci dalam acara diskusi Pusat Kajian Politik (Puskapol) Universitas Indonesia bertajuk "Pemuda untuk Politik".
Jusuf Kalla membocorkan modal untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar menyentuh angka Rp500 hingga Rp600 miliar. Kendati mengungkap modal material tersebut, dia tidak merinci peruntukannya.
Baca Juga: DPD 1 Golkar Gelar Pertemuan di Bali: Tolak Munaslub Hingga Dukung Prabowo Jadi Capres
"Kalau sekarang Anda ingin menjadi Ketua Golkar, jangan harap (jadi ketua) kalau Anda tidak punya modal Rp500-600 miliar," kata Jusuf Kalla di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (31/7/2023).
Mantan Wakil Presiden (Wapres) Indonesia ini pun mengeklaim modal dana tersebut dibutuhkan hampir di semua partai politik. Kendati demikian, Jusuf Kalla mengakui ada beberapa partai politik yang tidak memungut dana.
Adapun, partai politik yang dimaksud, contohnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai NasDem. Kedua partai tersebut, kata Jusuf Kalla, masih menerapkan sistem pendiri memegang posisi sebagai ketua umum.
Lain halnya dengan partai yang sudah go public, lanjut dia, untuk memilih sosok pemimpin dibutuhkan biaya cukup besar.
"Hampir semua partai begitu tekecuali partai yang pendirinya masih ada, kayak PDIP, NasDem, tapi partai yang sudah go public, artinya pemilihannya itu butuh biaya besar, kalau dulu hanya ganti, kalau sekarang 'wah'," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, Partai Golkar diterpa isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Adapun, Munaslub itu disinyalir untuk menggulingkan Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Partai Golkar.
Kendati demikian, isu Munaslub itu telah dibantah oleh Ketua DPD 1 Partai Golkar Kalimantan Barat, Maman Abdurrahman, yang mengungkap pihaknya telah menggelar pertemuan dengan 38 Ketua DPD 1 Partai Golkar seluruh Indonesia.
Baca Juga: GMPG Merasa Prihatin dengan Nasib Golkar yang Terancam Suaranya Melorot di Pemilu 2024
Adapun, pertemuan itu dilakukan di Badung, Bali, pada Minggu (30/7/2023) lalu. Pertemuan itu membahas penolakan seluruh DPD 1 Partai Golkar pada isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang belakangan santer menempa Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar saat ini.
"Pertemuan dengan 38 Ketua DPD 1 seluruh indonesia dibali Kemaren dengan Ketua Umum selain membicarakan terkait penolakan Munaslub," kata Maman dalam keterangan tertulisnya dikutip Senin (31/7/2023).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement