Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anak Buah Sri Mulyani Ungkap Kabar Soal Inflasi dan Manufaktur, RI Aman?

Anak Buah Sri Mulyani Ungkap Kabar Soal Inflasi dan Manufaktur, RI Aman? Kredit Foto: Kemenkeu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengumumkan kabar bahwa sektor manufaktur Indonesia makin menguat dengan konsisten ekspansif selama 23 bulan, serta inflasi bulan Juli 2023 yang mengalami penurunan.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Kacaribu, mengatakan bahwa Sektor Manufaktur Indonesia secara konsisten melanjutkan ekspansi selama 23 bulan berturut-turut di bulan Juli 2023, tercermin dari PMI manufaktur yang tercatat 53,3, meningkat dari sebelumnya 52,5 pada Juni 2023.

Baca Juga: Temui Awardee LPDP di Australia, Wakil Menkeu Curhat Soal 4 Tantangan Besar RI saat Ini

"Penguatan PMI manufaktur didorong meningkatnya pemintaan baru baik di dalam negeri maupun ekspor," ungkap Febrio, dalam keterangan resmi, Selasa (1/8/2023).

Sementara, lanjut dia, perkembangan kinerja manufaktur beberapa negara mitra dagang utama seperti Tiongkok dan Jepang terkontraksi, yaitu masing-masing di level 49,2 dan 49,6. Negara ASEAN lainnya seperti Malaysia dan Vietnam masih terkontraksi di level 47,8 dan 48,7.

Menurut Febrio, meningkatnya PMI manufaktur di bulan Juli ini menunjukkan optimisme pelaku usaha seiring membaiknya kondisi perekonomian.

"Secara keseluruhan sentimen pelaku usaha di sektor manufaktur Indonesia tetap positif di bulan Juli. Pulihnya permintaan ekspor ke level ekspansif meningkatkan permintaan agregat secara keseluruhan sehingga diharapkan dapat menopang kinerja pertumbuhan ekonomi pada Semester II ini," jelasnya.

Sementara itu, dia juga menyampaikan, inflasi bulan Juli 2023 melanjutkan tren penurunan. Inflasi tercatat 3,08% (yoy), menurun signifikan dari Juni 2023 (3,52% yoy). 

Febrio menjelaskan, penurunan ini dipengaruhi perlambatan kenaikan harga pada seluruh komponen. Inflasi inti masih melanjutkan tren penurunan menjadi 2,43% yoy (Juni: 2,58% yoy), disebabkan oleh perlambatan kenaikan harga pada hampir seluruh kelompok barang dan jasa. 

Lebih lanjut, inflasi harga diatur Pemerintah (administered price) terus berada dalam tren menurun mencapai 8,42% (yoy), turun dari Juni (9,21%, yoy). Hal ini mencerminkan pengelolaan harga energi domestik yang baik di tengah harga minyak mentah dunia yang bergerak fluktuatif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: