Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apakah Bank Syariah Masih Diminati dan Menonjol di Indonesia?

Apakah Bank Syariah Masih Diminati dan Menonjol di Indonesia? Kredit Foto: Silverlake Axis
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank syariah di Indonesia secara aktif mengadopsi teknologi digital demi memberikan layanan lebih baik, di samping mematuhi prinsip-prinsip syariah. Lantas, apakah bank syariah masih diminati pelanggan? Bagaimana agar mereka tetap menonjol? Inilah wawasan singkat dari CEO Silverlake Axis ketika Warta Ekonomi mewawancarainya secara daring pada Kamis (3/8/2023).

CEO dan Head Islamic Banking Silverlake Axis, Othman Abdullah mengatakan, terdapat dua hal yang membuat perbankan syariah, khususnya yang berbasis di Indonesia agar tetap menonjol di mata pelanggan, yakni memanfaatkan teknologi dan sistem informasi terhadap keseluruhan ekosistem perbankan dan memaksimalkan penggunaan media sosial.

“Daripada mengulang apa yang bank konvensional lakukan seperti hadir secara fisik lalu bertransformasi ke digital, perbankan syariah bisa langsung masuk ke solusi digital. Jadi dari segi solusi digital, perbankan syariah bisa berada pada level yang sama dan berperan di lapangan layaknya bank konvensional,” jelas Othman saat wawancara dengan Warta Ekonomi secara daring pada Kamis (3/8/2023).

Baca Juga: Kembangkan Ekonomi dan Keuangan Syariah, BI Sebut Ada 3 Celah yang Harus Diisi

Pemanfaatan teknologi juga tidak sekadar soal penyediaan solusi digital terhadap nasabah, tetapi juga tentang memaksimalkan penggunaan media sosial. Othman memberi contoh kasus ketika teknologi dapat membuat eksposur terhadap masyarakat mengenai perbankan syariah digital. 

“Dulunya, Anda harus membuat eksposur besar-besaran, misalnya beriklan. Anda harus mencetak iklan di koran, memasang iklan billboard di jalan. Namun, dengan media sosial, Anda dapat menyebarkan informasi lewat Facebook, Instagram, Tiktok, atau LinkedIn. Dapat dikatakan, Anda dapat menguasai teknologi untuk bersaing dengan bank konvensional,” beber Othman serius.

Othman menambahkan, pemanfaatan teknologi dan media sosial juga akan berguna bagi masyarakat Indonesia, utamanya dalam konteks perbankan syariah atau unit bisnis syariah. 

“Untuk pasar seperti Indonesia, contohnya, yang memiliki populasi semakin cakap digital atau digital savvy, saya sangat yakin bahwa strategi tersebut akan berhasil,” pungkasnya.

Dilansir dari laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Statistik Perbankan Syariah Mei 2023 pada Kamis (3/8/2023), bank syariah dan unit bisnis syariah bertumbuh. Dari segi laba, bank umum syariah berhasil mencetak laba sebesar Rp11.161 miliar dengan modal sebesar Rp72.546 miliar.

Sementara untuk unit usaha syariah, mereka berhasil mencetak laba sebesar Rp4.130 miliar dengan rasio pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan atau non perfoming finance (NPF) sebesar 2,17%. 

Baca Juga: Kembangkan Ekonomi dan Keuangan Syariah, OJK: Literasi dan Inklusi Masih jadi PR Besar

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: