Di luar fungsi intermediasi pengelolaan DPK dan penyaluran kredit, Bank Sampoerna juga terus meningkatkan peran dalam memfasilitasi berbagai transaksi keuangan. Melalui layanan Mobile Banking dan Internet Banking, hampir 2 juta transaksi senilai hampir Rp22 triliun difasilitasi sepanjang semester pertama tahun 2023. Jumlah transaksi telah meningkat hampir 40%, sementara nilainya meningkat dua kali lipat dibandingkan yang terjadi pada semester pertama 2022.
Lebih jauh, melalui kolaborasi dengan perusahaan fintech payment gateway (gerbang pembayaran), dan P2P (peer-to-peer) lending, sepanjang semester pertama tahun 2023, Bank Sampoerna memfasilitasi tambahan sekitar 5 juta transaksi senilai lebih kurang Rp40 triliun. Beberapa perusahaan P2P lending yang bekerja sama dengan Bank Sampoerna, di antaranya Mekar, Julo, Indodana, Kredivo, dan Akulaku, sedangkan perusahaan fintech payment gateway yang telah bekerja sama termasuk Xendit, Instamoney, Safecash, dan Dhasatra.
Baca Juga: Menilik Alasan di Balik Bank Mandiri Hentikan Kredit ke Pegawai BUMN Karya
"Kondisi ekonomi masih belum sepenuhnya pulih. Dengan tekanan kondisi finansial global, suku bunga acuan telah meningkat sangat signifikan menjadi 5,75% sepenjang semester pertama tahun 2023 dibandingkan dengan 3,5% di sepanjang semester pertama tahun 2022. Tentunya hal ini menciptakan tekanan pada biaya bunga," ungkap Ali Rukmijah, CEO Bank Sampoerna.
"Demikian hingga akhir Juni, Bank Sampoerna berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp27,1 miliar, sedikit lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp26,6 miliar. Laba bersih tersebut tercapai berkat kolaborasi semua pihak, terutama merealisasikan komitmen Bank Sampoerna dalam membantu UMKM untuk bertumbuh," lanjutnya.
Ditegaskan Ali, kinerja solid Bank Sampoerna ditopang juga oleh prinsip kehati-hatian sehingga rasio pinjaman bermasalah secara gross terhadap keseluruhan pinjaman dapat dikelola pada level 3,8%. Jumlah pinjaman yang direstrukturisasi terus menurun, yang hingga akhir Juni 2023 tercatat sebesar 20,9% dibandingkan pada Juni 2022 sebesar 28,8%.
Pengelolaan likuiditas Bank Sampoerna dijalankan lebih efisien dengan Loan-to-Deposit Ratio (LDR) di tingkat 86,9%. Secara fundamental kondisi keuangan sangat solid dengan rasio CKPN terhadap NPL mencapai lebih dari 102,2% dan CAR sebesar 29,4%, jauh di atas ketentuan CAR minimum yang ditetapkan OJK.
Ali menambahkan, Bank Sampoerna akan terus mengedepankan kolaborasi untuk mendukung pertumbuhan sektor UMKM hingga ke pelosok Tanah Air. Dengan menggandeng perusahaan startup dan peer to peer lending, serta mengelaborasi transformasi digital, Bank Sampoerna akan memperluas jangkauan layanan dan berkomitmen memenuhi kebutuhan pelaku UMKM, terutama memberikan dukungan pembiayaan dan memfasilitasi berbagai transaksi keuangan agar bertumbuh bersama.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement